Kemiskinan dapat dibedakan menjadi beberapa faktor penyebab kemiskinan, diantaranya faktor pendidikan dan lingkungan. Untuk faktor pertama mereka biasanya memang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka menganggap segala tingkat pendidikan asal dapat menghasilkan uang sudah cukup, meskipun kenaikan posisi sangat kecil kemungkinannya. Faktor kedua adalah lingkungan. Ada lingkungan yang tidak mendukung dalam meningkatnya kualitas ekonomi, mereka menganggap masih ada pemerintah yang akan membantu mereka.
Masalah kemiskinan juga disebabkan karena adanya struktur sosial dan perilaku yang mengarah kepada 'hedonisme'. Mereka yang keluarganya 'bangkrut' akan lebih susah menerima kenyataan tentang kemiskinannya. Itu disebabkan karena adanya perilaku yang sulit ditinggalkan seperti konsumtif, gengsi dan pengeluaran yang melebihi pemasukan serta bagi mereka yang mementingkan keinginan dibandingkan kebutuhan.
Pemerintah sebenarnya sudah melakukan beberapa perbaikan ekonomi bagi rakyat menengah kebawah. Dengan menaikkan upah minimum kerja, membuka lapangan kerja baru, membuat kelas pelatihan bagi lulusan SLTA, pendidikan gratis hingga tingkat SLTA, dan beberapa Rusun dengan harga terjangkau. Sebenarnya perbaikan ekonomi dapat meningkat pesat apabila disertai perubahan pola hidup masyarakat. Mereka dapat memulainya dari menghemat dengan menabung, mementingkat kebutuhan dibandingkan keinginan, dan menurunkan gengsi.
Maka dari itu, seharusnya kemiskinan di Indonesia dapat ditekan bahkan tidak dapat ditemukan apabila masyarakat dapat mengolah pola kehidupannya dan memanfaatkan fasilitas atau tunjangan dari pemerintah sebaik mungkin. Serta, sifat hedonisme harus ditinggalkan. Pasti Indonesia akan menjadi negara maju dengan angka kemiskinan yang sangat rendah.