Apakah pembaca sempat berpikir, bagaimana mungkin seorang gadis muda belia yang mengalami masa pingitan dapat memperjuangkan emansipasi perempuan sebangsanya tanpa 'berlobi-lobi' pada penguasa negeri seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang pada saat ini? Jawabannya adalah karena Kartini memiliki keberanian. Pada saat masa pingitannya, beliau berani melawan kesepian karena pingitan, berani melawan arus kekuasaan penjajahan dari dinding kabupaten yang besar dan kokoh, dimana tempat Kartini 'terpenjara'. Kartini tidak memiliki massa atau komunitas untuk membebaskan ia dari dinding kabupaten. Kartini tidak memiliki sejumlah uang untuk 'menyuap' para penguasa agar membebaskan dia. Kartini hanya memiliki kepekaan dan keprihatinan terhadap bangsanya yang menderita, terutama kaum perempuan. Rasa peka dan prihatinnya tersebut membuat ia tertekan sehingga membuat ia memiliki keberanian untuk menulis segala perasaannya melalui surat-surat kepada para sahabatnya, dan ia tulis pula dalam bentuk puisi dan prosa. Bakat sastra yang Kartini miliki adalah yang menjadi kekuatan baginya yang tidak memiliki kebebasan dan kekuasaan. Melalui sastra, ia dapat mengungkapkan segala kegelisahan yang terjadi terutama terhadap rakyat dan bangsanya.
KEMBALI KE ARTIKEL