Malam baru saja turun di jalanan Surabaya yang padat dan hiruk-pikuk, ketika Anthea menutup tokonya yang sederhana di pinggir Jalan Sabang. Di depan kaca toko, ia menatap sepasang sepatu kulit berwarna cokelat tua yang di pajangnya. Sepatu itu tampak begitu elegan dan memikat, hasil kerajinan tangannya selama seminggu terakhir. Bagi Anthea, setiap pasang sepatu yang ia buat memiliki cerita, seperti sebuah titipan takdir yang entah untuk siapa.
KEMBALI KE ARTIKEL