Ketika terjadi krisis moneter tahun 1998, banyak proyek infrastruktur yang kemudian berhenti. Nilai tukar rupiah yang merosot, membuat industri pendukung di bidang konstruksi harus menaikkan harga produknya yang berimbas pada nilai investasi yang membengkak. Investor jalan tol saat itu memilih untuk menghentikan proyeknya dan memperhitungkan kembali kelayakan investasinya.
KEMBALI KE ARTIKEL