mengurai kusut masai rinai air mata
diketinggian suara meledakan kesabaran
memuntahkan sumpah serapah pembelaan
aku semakin meledak ledak
tercecer tak berpasang
mana hati, mana nurani, dan logika
tiada manis tetes madu asmara, romantisme cinta
hanya meradang, berteriak, mengaum penuh kegananasan
aku tercabik semakin serpih
mencoba....membantu membakar kesabaran
mengobarkan peperangan, menabuh kebencian
aku tak mau melunak...tiada tawar
keganasan ini merajaiku...
diatas singgasana keganasan hati
rapu...mati....sendiri
15 agustus 2011, emosi merajai hati