Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Fenomena Paul: Ternyata Bukan Gurita yang Meramal

10 Juli 2010   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 110 0
Kompas.com melansir berita tentang Paul yang lebih suka kotak kanan membuat saya berfikir apakah benar selama ini si gurita memang dapat memprediksi hasil pertandingan atau ada faktor lain?

Saya bukan orang yang percaya pada ramalan manusia, apalagi ramalan binatang. Tentang Paul, saya menduga ada beberapa faktor sehingga dia dapat menebak tim apa yang bakal menang:

1. Faktor Kebetulan.

Si gurita tidak hendak meramal. Dia hanya diempanin makanan oleh pawangnya kemudian dia memilih kotak yang disukainya. Kebetulan juga, kotak dengan bendera negara tersebut yang memenangkan pertandingan. Faktor kebetulan ini menurut saya adalah faktor utama keberhasilan tebakan si Paul. Kebetulan yang berulang-ulang. Meski pernah tidak selalu berulang. Faktor kebetulan yang sering betul ini bisa saja selalu berulang. Tapi yang pasti, ada saatnya kebetulan itu tidak berulang.

2. Faktor Suka Kanan.

Si Gurita nyatanya menyukai kotak yang di sebelah kanan. Dugaan saya (ini sih imajinasi saja), sang pawang lah yang jago memprediksi kemenangan dengan melihat statistik pertandingan sebelumnya. Kemudian dia menaruh bendera negara yang diprediksinya bakal menang di sebelah kanan. Orang-orang pun percaya bahwa si gurita lah yang meramal.

3. Faktor Tipu Daya Setan

Setan memang paling suka membuat tipu daya yang paling canggih dan mutakhir. Bisa saja Jin yang mencuri berita di langit  membocorkan itu kepada si gurita. Lalu membimbing gurita ke arah kotak bendera negara si calon pemenang. Alhasil semua orang akan terperangah, percaya, lalu mengimani binatang laut itu. Momentum piala dunia adalah momen yang sangat tepat bagi setan untuk memperdaya manusia dengan sekali sabet dapat banyak. Yah, karena sepakbola adalah hal yang paling digemari oleh masyarakat dunia saat ini. Dengan keberhasil gurita ini, setan dkk mendapat keuntungan yang berlipat ganda.

a. mendapat tambahan pengikut setan.

b. meningkatnya kuantitas penjudi. (orang pasti mau bertaruh dengan prediksi yang akurat).

c. menurunkan akal budi manusia. Orang tidak menggunakan lagi otaknya untuk meng-analisa, tapi percaya mentah2 kepada binatang itu.

d. menurunkan derajat manusia lebih rendah dari binatang karena percaya pada binatang.

Saya sendiri tidak tahu faktor mana yang paling benar. Mungkin saja ada faktor di luar itu yang benar. Saya hanya ingin mengingatkan agar kita jangan percaya pada ramalan apapun. Apalagi ramalan binatang, meski ramalan itu akan terjadi.

Si Paul sudah meramal atau lebih tepatnya memilih kotak Spanyol. Tebakan ini bisa benar bisa tidak. Saya sendiri mengharapkan Spanyol yang menjadi juara dunia karena saya suka keindahan permainan sepakbola Spanyol yang sudah ditinggalkan oleh Belanda dan Brazil. Tetapi saya tidak akan percaya pada kemampuan ramal si gurita. Mungkin saja kali ini kebetulan betul lagi. He he he

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun