Fanatik membabi buta kencang sekali di era politik post truth, orang sudah kalap membela jagonya dengan menerabas norma kesopanan, di media sosial selevel rektorat saja bisa menunjukan politik identitasnya, sekelas ustadz bisa memaki dan menghardik lawan yang berbeda pandangan dengan kata-kata yang sangat tidak pantas, jika sang ustadz berkata agama mempersatukan umat dan menguatkan bangsa tapi di sisi lain ia juga menghina dan merendahkan yang berbeda dengan narasi-narasi yang memecah belah persatuan.Â
KEMBALI KE ARTIKEL