Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Nikita Willy Memukul KO Julia Perez

20 Agustus 2014   18:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:03 3450 27
Boleh-boleh saja Julia Perez diangkat menjadi duta tinju pada 2011. Boleh pula dia menunjukkan otot-otot maupun pori-porinya yang menonjol. Tetapi, hari ini, pesohor yang gemar tertawa lebar itu dipukul telak oleh Nikita Willy. Bahkan, Jupe menggelosor di kanvas dan tak bangkit lagi setelah wasit menuntaskan hitungan 10 kali.

Di sejumlah infotainmen pagi hari ini, Rabu (20/8), digambarkan Julia Perez tengah bungah. Maklum saja, ia sukses menggaet pria berusia 24, alias enam tahun lebih muda darinya. Tidak tergolong brondong, tetapi Diego Michiels, gacoan baru Julia ini, adalah pebola. Ia memang getol menggaruk pemain sepakbola sebagai teman curhat (dan kemungkinan besar teman tidur pula).

Di tengah-tengah bungah, Julia memaparkan bahwa ia dan Diego tak lama lagi bakal pergi ke Mekah untuk umroh. Entah kapan umroh tersebut terealisasi dan benarkah mereka pergi beribadah atau sekadar kamuflase supaya melahirkan kesan kusyuk larena sesungguhnya ini plesir belaka, kita tidak tahu. Yang pasti, rencana yang dia ucapkan secara ember di depan wartawan tadi pagi tampak benar ia niati sebagai upaya memukul Nikita Willy, bekas pacar Diego, dan menelanjangi Gaston Castano, mantan gacoannya yang konon pernah dia beri hadiah mobil mewah.

Sampai di situ, kita yang menyimak televisi dibuat keki. Terlebih dua hari ini gencar diberitakan satu aib tentang foto Diego yang tangannya merambah bagian dada Julia. Lebih-lebih pula Julia sukses menggulirkan sebuah sensasi tentang kebersamaannya dengan Diego yang sangat take and give. Misalnya saja ia bersedia memukul siapapun perempuan yang berusaha menggoda Diego dengan tinju atau sepakan kaki. Padahal dia atlet taekwondo juga bukan.

Tetapi, di slot yang sama namun berbeda sesi infotainmen tadi pagi, segenap rasa iri, cemburu, keki, maupun kesal terhadap Julia sirna, berganti sinar terang yang membasuh hati-hati penuh dengki dan sensasi. Di ujung acara, disiarkan kabar yang menyejukkan tentang Nikita Willy. Bintang muda yang dikabarkan cukup kaya ini memberi pelajaran (baca: pukulan) telak terhadap Julia Perez yang hari ini sombongnya bukan kepalang.

"Nikita Willy Membuka Taman Al Quran". Itulah judul beritanya. Diwartakan, Nikita mengelola sebuah tempat untuk berkumpul tak kurang 80-an anak asuh, di Gang Setia, Jatiwaringin, Bekasi, tempat dulu ia menjalani masa kanak-kanak. Ia mencurahkan perhatian bagi pendidikan agama untuk anak-anak, dan tentu saja ia aliri dana untuk kebajikan dalam pemenuhan semua kebutuhan operasional Taman Al Quran Nikita Willy ini, plus tetek bengeknya.

Sampai titik tersebut, Nikita Willy-Julia Perez menorehkan skor 1-1 sesudah beberapa hari ini Julia wara wiri di kaca tivi mengumbar lembar dunawinya bersama Diego Michiels, alias Diego Muhammad, nama barunya.

Akan tetapi Nikita Willy menyudahi intrik ini menjadi 2-1 setelah di TV tampak ia begitu fasih membaca Al Quran kala dia mengajari para siswa di taman Al Quran itu. Ya, ya, Nikita ternyata mahir mengaji dan dia menjadi guru di taman tersebut!

Jika pun dibuka injury time sebagaimana pertandingan sepakbola, maka skor malah bakal melebar untuk kekalahan lebih telak Julia Perez. Apa yang bisa dikupas dari berita percintaan antara dia dengan Diego Michiels? Rekayasa Gaston Castano yang pura-pura mengamuk karena cemburu? Gugatan pihak lain yang mendadak muncul seolah-olah dia pernah dihamili Diego Michiels? Aha, omong kosong saja!

Berbeda dengan apa yang ditorehkan Nikita Willy. Kenyataan bahwa dia berbuat mulia -- terlepas dari apa yang dia lakukan ini bisa saja juga mencari sensasi -- adalah sahih dan patut mendapat apresiasi, sehingga jika ia harus menempuh 'injury time' agar ia mendapatkan skor pemenangan terhadap Julia Perez maka itu tak sulit baginya meraup poin keunggulan. Mereka yang bersimpati padanya merupakan nilai lebih yang menempatkan Nikita jauh lebih mulia ketimbang Julia.

Jujur dulu saya sempat mengagumi Julia Perez yang mendapat kursi bagus di Festival Film Indonesia (FFI) di Semarang, beberapa bulan lewat. Tetapi kini saya harus mencoba mengingatkannya bahwa banyak cara untuk meraih simpati publik tanpa perlu ember mengumbar sensualitas (dan borok diri sendiri).

Asal tahu saja, seksi tidak seseorang bukan melulu dari bokong maupun dada, melainkan dari bagaimana kita menghargai diri sendiri maupun orang lain lewat tutur kata!

-Arief Firhanusa-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun