Adanya kehidupan kita saat ini tidaklah secara tiba-tiba, dan tidaklah dengan sendirinya tanpa ada tanpa campur tangan orang lain. Orang-orang disekeliling kita sangat berperan akan keberadaan kita. Tapi mengapa banyak yang tidak menyadarinya? Oleh karenanya, saatnya untuk memberi. Banyak hal yang ingin kita capai, seperti pekerjaan, cita-cita, atau bahkan jodoh kita dan lain sebagainya, sebelum kita mendapatkan tentunya harus ada perjuangan, yakni tenaga, pikiran dan waktu. Memberi merupakan tolak ukur kesadaran dan keikhlasan. Jika memberi dengan diiringi keinginan untuk suatu balasan, dan penerima pun mengabulkannya, maka itu bukanlah pemberian yang ikhlas dan bukan lagi berdasarkan pada hati nurani.
Setiap pemberian pasti ada balasannya, dan tentunya akan dilipat gandakan. Balasan itu tidak hanya berupa nominal angka mata uang, tidak juga barang, namun juga bisa berupa hadirnya kesempatan, terjaganya kesehatan, bertambahnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi manfaat yang didapatkan. Belum lagi bertambahnya pahala.
Jika tiap orang sadar dan paham arti memberi, mungkin tidak akan kita temukan istilah pelit, sengsara atau miskin. Jika tiap orang yang sadar hidupnya adalah pemberian, pastinya akan memberikan lagi apa yang kita punyai kepada orang lain baik itu moril atau materil.