Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung Pilihan

Episode 4 - Question Mark (?)

29 Juli 2023   21:10 Diperbarui: 30 Juli 2023   13:24 176 0
Perempuan itu memasukkan beberapa buah kayu bakar ke dalam sebuah tong yang memiliki api menyala. Ia menghela nafasnya melihat seseorang yang terbaring di sebelah kiri dengan beberapa luka di tangannya tetapi perempuan itu sangat bersyukur karena bukan luka tembak yang mengenai orang tersebut.

"Tenang saja dia tidak akan mati" seseorang duduk di sebelah Annisa dengan membawa dua kaleng minuman tetapi yang satu sudah terbuka. Orang tersebut memberikan minuman satunya kepada Annisa.

"Ya aku tahu" Annisa menerima minuman tersebut dan meneguknya setelah membuka.

"Kau dan dia?" orang tersebut menunjuk Abang Annisa menggunakan dagunya.

"Dia Abangku" Annisa menolehkan kepala kearah orang yang ada di sebelahnya itu, "kau sendiri atau ada teman?".

"Ya, aku sendiri. Sebelumnya aku sempat berkalan dengan beberapa orang dan tinggal bersama mereka, tetapi sayangnya saat menghadapi orang - orang seprti kemarin mereka tewas dan berakhir dengan aku kabur dari peperangan tersebut".

"Sebelumnya apa kau memang tinggal di tempat ini?" Annsia melihat ruangan tersebut, seperti dirinya saat pertama kali datang ke tempat itu kemarin.

 24 MEI 2023
KOTA A (12:00 PM)

Lagi suara bom terdengar dan membuat Annisa membelalakan matanya karena bom yang meledak tersebut satu dua meter tidak jauh dari dirinya bersembunyi. Sedangkan terdengar suara tembakan di balik mobil yang menutupi tubuh Annisa.

"Back up dari samping" suara orang tersebut membuat Annisa menautkan kedua alisnya, ia membalikkan badan ke belakang melihat satu orang laki - laki yang dari tubuhnya sudah pasti bukan Abangnya dan ia bisa melihat orang tersebut berbicara bersama dengan Abang nya yang ada di seberang sana.

Laki - laki itu melangkah maju dengan jalan yang perlahan tapi pasti, ia juga sangat handal dalam menghindari serangan lawan dan kali ini ia bersembunyi di mobil tepat di depan Annisa.

"Hei, kau bisa menggunakan senjatamu kan?" laki - laki itu menatap Annisa dengan sedikit mengintimidasi karena tidak kunjung membantu. "Jika hanya ingin bersembunyi pergi dari sini atau mati saja" kata nya dengan sarkas, kemudian kembali memutar tubuhnya, ia melihat Abang Annisa yang sedang bergulat dengan lawan tetapi tidak menggunakan senjata.

Annisa mengikuti arah pandangan lawan, ia membelalakkan matanya saat melihat sang Abang yang terkena pukulan beberapa kali, "back up aku" Annisa dengan berani keluar dari persembunyian ia berlari menyebrang dan langsung membantu sang Abang dengan menendangkan kaki ke tubuh lawan, bahkan ia tidak segan untuk memukul lawan di bagian wajah, perempuan itu juga memukul beberapa kali kepala lawan dengan ujung senjata panjang miliknya hingga lawan benar - benar tidak sadarkan diri.

"Bang, bangun bang" Annisa berjongkok di samping laki - laki itu dengan mata yang berkaca - kaca.

"Jangan menangis, aku tidak akan mati. Bantu saja laki - laki itu" sang Abang berusaha untuk duduk dan menyenderkan badannya di mobil.

Annisa menganggukkan kepala, ia kemudian menggunakan senjata yang panjang atau senjata AK-47 yang ia temukan di kantor polisi watu itu. Menyamakan dengan laki - laki yang ada di depan sana, ia berjalan perlahan menembakkan dengan santai kearah lawan dan ia bersyukur saat itu menemukan peredam di kantor polisi.

Hingga pada akhirnya Annisa dengan laki - laki yang ada di seberang sana mundur karena ada beberapa lawan yang juga datang dari arah belakang dan menembak lawan yang menyerang mereka.

"Kita harus pergi sekarang" laki - laki itu membopong Abang Annisa dan berjalan dengan pelang meninggalkan lokasi tersebut.

FLASHBACK OFF

Setelah kemarin siang mereka melawa musuh yang bertemu saat dalam perjalanan, Annisa dan Abangnya menuju tempat persembunyian laki - laki yang membantu mereka yaitu di sebuah gudang terbengkalai ini mereka tinggal kemarin hingga hari ini.

"Kemarin dari mana kau datang, karena aku tidak melihat kau datang dan mendadak ada di sebelahku saat aku bersembunyi".

"Aku sebenarnya sudah ada di tempat itu sebelum kalian, tetapi aku masuk kedalam mobil untuk mencoba menghidupkan beberapa mobil siapa tahu ada yang berfungsi".

Annisa menganggukkan kepalanya, malam ini mereka hanya di beri penerangan oleh cahaya bulan yang masuk dari cela - cela gedung tersebut dan juga cahaya dari api unggun yang mereka buat. Suara rintihan dari Abang Annisa yang sudah membuka mata dan berusaha untuk duduk itu membuat kedua orang yang sedang mengobrol menolehkan kepala ke arah nya.

"Aku bantu bang" Annisa yang sudah berdiri di sebelah Abangnya membantu laki - laki itu duduk, karena ada bagian perut laki - laki itu yang memar hingga menyulitkan dia untuk duduk.

Sedangkan Abang Annisa melihat seorang laki - laki yang ada di depannya, ia tahu bahwa laki - laki itu yang membantunya kemarin. "Terima kasih, kau sudah membantuku dengan adikku" kata Abang Annisa yang sudah duduk dengan sempurna.

"Sama - sama" laki - laki itu menganggukkan kepala, "dalam keadaan apapun kita harus saling membantu bukan tetapi juga harus bisa melihat rapat atau tidak orang yang di bantu" laki - laki itu kembali meminum, minuman kaleng yang ia pegang.

"Oh ya, kita belum sempat berkenalan. Namaku Ali" laki - laki penguasa gudang itu mengangkat tangannya untuk memperkenalkan dirinya.

"Aku Annisa dan ini Abangku namanya Andra".

"Oh iya Ali, apa kau akan tinggal di sini seterusnya?" Annisa yang sudah kembali duduk menoleh ke arah Ali.

"Tidak, karena aku harus ke kota S untuk mengetahui situasi disana seperti apa. Apakah kalian mau ikut bersamaku?".

"Boleh jika tidak menyusahkan mu" jawab Andra.

"Tidak akan".

Kemudian mereka kembali berbincang di malam hari itu, tak lama Annisa berpamitan kepada kedua laki - laki itu untuk beristirahat agar besok saat perjalanan menuju kota S tidak terlalu merasa lelah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun