Sedangkan di kamar atas Abang dan Adik laki - laki Annisa masih tertidur dengan pulas. ia berjalan menuju ruang tengah yang sangat sepi, kemudian melihat kamar yang sedang terbuka disana ada sang ibu yang sudah tertidur kembali setelah melakukan ibadah sholat.
Annisa berjalan masuk kembali kedalam kamar, ia melihat adik yang tidur satu kamar dengan nya masih terlelap. Ia duduk di atas tempat tidur kemudian membuka gorden dan melihat keluar rumah dari jendela kamar. Suasananya sangat sepi sekali, bahkan rasanya ia tidak mendengar deru motor di luar sana.
Perempuan berusia 22 tahun itu pada akhirnya berangkat menuju tempat magang pukul 7 pagi bersama sang Abang. Ia yang duduk di bagian belakang di bonceng Abangnya merapalkan doa sebelum motor itu benar - benar berjalan. Setelah itu motor milik annisa keluar dari halaman rumah, yang ternyata ramai tetapi entah kenapa rasanya saat di dalam rumah tidak terdengar apa - apa.
Menyusuri jalan bersama dengan beberapa orang yang menuju tempat kerja mereka. Motor berjalan dengan santai hingga melewati pertigaan 2 kali, kemudian mereka berbelok untuk keluar dari jalan raya kecil menuju jalan raya yang besar dan ramai. Tetapi, di luar dugaan apa yang di lihat oleh Annisa membuat dirinya menutup mulut dengan kedua telapak tangan.
"Apa yang terjadia?" Abang Annisa melihat perempuan itu dari kaca spion motor.
"Gimana kalau kita puter balik aja bang?" laki - laki yang membawa motor itu menganggukkan kepalanya, ia menghidupkan motornya kemudian memutar balik untuk menuju rumah. Tapi saat baru saja berjalan motor itu berhenti kembali karena apa yang di lihat mereka tidak seperti saat mereka berangkat dari rumah.
Kedua anak itu turun dari motor, mereka berjalan melihat kearah belakang dimana jalan menuju tempat kerja mereka. Disana sangat terlihat bangunan yang sudah hancur, jembatan layang diatas jalan raya juga terbelah menjadi dua. Semua bangunan sangat terbengkalai.
Sedangkan jalan menuju rumah mereka juga sama, sebelumnya tokoh tokoh disana terbuka lebar, bengkel pun banyak pengunjung, tetapi saat mereka akan kembali menuju rumah semua sudah berubah 360 derajat.
"Ini kenapa Bang?" Annisa melihat kearah laki - laki yang ada di sebelahnya.
Sang Abang hanya bisa menggelengkan kepala, "kita coba balik dulu aja ke rumah".
Annisa menganggukkan kepala, mereka kembali menaiki motor kemudian menjalankannya menuju rumah.
Sesampainya di rumah mereka membuka pagar yang tertutup kemudian memasukkan motor tidak di halaman rumah, melainkan di dalam rumah sekaligus dan menutup pintu dengan rapat karena saat di perjalanan menuju pulang mereka mendengar suara tembakan yang membuat Annisa gemetar seluruh badan.
Mereka masuk kedalam, menaruh tas di ruang tengah kemudian berjalan menyusuri seluruh rumah dan hasilnya nihil tidak ada siapa - siapa di dalam nya.
Annisa menggelengkan kepalanya saat bertatapan dengan Abangnya. Saat ia akan melangkahkan kaki Abang Annisa mengisyaratkan untuk berhenti dan sedikit ke kiri agar anak itu tidak terlihat dari jendela rumah.
"Diam" kata Abang Annisa tanpa suara dan mengisyaratkan dengan telunjuk yang menempel di bibirnya.
"Apakah di daerah sini sudah tidak ada manusia? " terdengar suara tiga orang di depan rumah yang sedang berbicara.
"Aneh" salah satunya menoleh kearah rumah Annisa. "rumah ini sangat bagus dan tampak terlihat ada orang di dalamnya" mereka tiga orang tersebut, menoleh ke rumah Annisa.
"Mana ada, ini rumah yang gak berpenghuni" terang salah satu orang disana.
"Ayo kita lanjut" mereka berjalan meninggalkan depan rumah Annisa kemudian entah kemana perginya mereka.
Annisa dan Abang nya menghela nafas, mereka sama - sama diam. Duduk di dalam kamar sang ibu.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan situasi ini bang?" Annisa menatap lantai dengan mulut yang menggit kuku ibu jarinya.
"Entah, tapi waktu dengerin percapakan tiga orang di depan rumah tadi sepertinya mereka ingin memusnahkan manusia".
"Bahkan kita tidak punya apa - apa bang" Annisa yang sering melihat film zombie memikirkan bahwa mereka berdua harus memiliki senjata ketika berada di situasi seperti ini.
# # # #