Baru-baru ini kita melihat perdebatan yang cukup menarik di media sosial mengenai pekerjaan rumah (PR) Matematika seorang siswa kelas II SD. PR yang dikerjakan seorang mahasiswa teknik (kakak si anak) dan diperiksa oleh guru. Nah, guru si anak menyalahkan PR tersebut walau hasil perhitungannya sama. Yang menarik adalah, PR tersebut sempat menimbulkan polemik tidak hanya bagi pengguna media-media sosial, tapi juga professor-profesor yang ahli di bidangnya. Pangkal persoalannya adalah adanya pro dan kontra atas proses perhitungan soal tersebut. Sebagian menyatakan bahwa proses itu sangat penting dan merasa wajar kalau PR tersebut disalahkan. Sementara, sebagian yang lain menyatakan bahwa keterlaluan guru yang menyalahkan PR tersebut padahal hasilnya sama.