Sebagai jurnalis, editor, atau orang yang bekerja di perusahaan
digital service, aturan absen di kantor itu menurut saya gak relevan. Buat apa dibekali laptop, modem, dan handphone canggih kalau setiap hari wajib nempelin ibu jari di mesin absensi? Buat apa jadi jurnalis kalau setiap hari wajib ke kantor setor muka? Kalo zaman dulu sih wajar aja karena cuma ada mesin tik dan gak ada perangkat canggih kaya sekarang. Sayangnya lagi, kehadiran di kantor kadang menjadi nilai krusial atas nasib karyawan di tempat itu. Padahal, kinerjanya bagus, tulisannya juga oke, produktif di lapangan. Cuma gara-gara absen doang, itu karyawan bisa dikontrak seumur hidup tanpa status yang jelas.
KEMBALI KE ARTIKEL