Tradisi ngarot diawali oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Ki Sapol. Ia senang bercengkrama dan mengumpulkan para pemuda/pemudi desa sambil mengadakan makan-makan di tempat tinggalnya. Karena sering diajak kumpul dan makan bersama para pemuda/pemudi membantu menggarap sawah Ki Sapol secara gotong royong guna membalas jasa kepada beliau. Kesempatan itu digunakan Ki Sapol untuk memberikan pembelajaran bagaimana cara bertani yang baik dan benar kepada pemuda dan pemudi desa. Kegiatan yang diadakan Ki Kapol itu berlangsung secara terus menerus setiap tahun dan dalam perkembagannya selalu diadakan hiburan berupa kesenian tari topeng.
KEMBALI KE ARTIKEL