Aku berbisik kepada musim kemarau yang belum pulang.
Bahwa debu dan kerikil masih bertahan untuk mengusik perihal sunyi.
Di bawah cakrawala yang membara, bayangan kau semakin tampak.
Sebab, keheningan ini menghantarkan pemantik rindu.
Terkadang jelmaan rindu ini hanya meruncingkan bibirku dikala sendu.
Maka, aku ingin gemericik deras menepis banyangan kau.
Akan kah kau menyematkan rindu untuk ku?
-fap.