Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

ANTOLOGI PUISI DUA NEGARA PENDIDIKAN DAN PERSAUDARAAN SERUMPUN

27 April 2024   14:26 Diperbarui: 27 April 2024   14:33 123 2
SERUMPUN UNTUKKU UNTUKMUoleh : Alfian Eko Widodo Adi Prasetyo

Merpati tanda setia, meliuk terbang perlihatkan kesetiaan
menyisingkan perbedaan, tatap, didik, asuh, asih dan kasih
saut lirih suara anak, ayah aku ingin sekolah. untuk apa anakku, aku harus bagaimana untuk melihat dunia.
Anakku... anakku, kemarilah.
saat kau angkat budaya, kau pegang nilai
mereka akan setia menjunjung, harga diri dan adab dimana kau berpijak

 Teriak (aku anak bangsa, aku bersaudara berbangsa)
sayap kami tidak terikat, generasi bangsa terus jalan dan terbang
lihat aku.... lihat aku disini
menyingsing kesatuan, kebersamaan dan kehormatan.

Aku pendidik, untuk diriku sendiri
berpegang prinsip, mendidik diri, akhlak dan pribadi
membuka mata, jejak sejarah, menyentuh rasa manis sekali, niat berlapang dada, mendidik dengan rasa, menjabat tanpa berbeda
sajak saudara, tak gugur niatku bersama.
lihatlah senyummu adikku, cantik, memerah, menyeka segala penat.

Terbentang jarak, ribuan rasa, tapi kami saudara sakit satu, pikul bersama, kami sambung rasa bersama-sama
Patriot berkata, KENAPA?
Tanah airku ini tanahku, tapi hatiku untukmu saudaraku.
Bukankah kita sama?
Se-rasa, se-mata, se-duka, se-rasa, se-bahagia. Tidak ada yang menjamah kekerasan diatas perbedaan.

Menyebarkan senyum untuk persaudaraan Kuulangi.. dan dengarkan, tak pandang, laut meluap, bumi bergetar, lahar
bergerak
Kenapa kami bersaudara? Orang berkata, wahai anakku.wahai cucuku
dimana kaki berpijak, singsingkan lengan, junjung nilai, adab, dan kemanusiaan
karena kami saudara dan keluarga.

GAPAI MIMPI
Oleh : Aldinol Dedy Wicaksono

Ketika mentari mulai menampakkan diri
sinarnya mulai menghangati semesta
kicauan burung yang mulai terdengar membangunkanku untuk menggapai impian

Kutatap barisan buku-buku yang berjejer di lemari
seolah mereka menyapaku dengan penuh harapan
dan seolah mereka tak rela aku tenggelam dalam mimpi
aku tatap mereka dan berkata "Aku sudah siap"

Aku ambil buku tersebut dan lekas membaca satu langkah awal dalam menggapai mimpi takkan kulepas genggaman impianku ini
demi masa depan yang indah.

ZIARAH ILMU DAN CINTA
Oleh : Siti Fatma Mubarokah

Di negeri keluhuran, mentari menyinari pendidikan tumbuh, cahava hersemi
 anak-anak muda, ilmu dikejar
satu cita-cita, masa depan terpahat

Dari Sabang hingga Merauke, ziarah pengetahuan
tinta pena menari, melukis impian
persaudaraan serumpun, dalam warna-warni berbagi ilmu, menggapai puncak jiwa

Dari jauh datang sahabat, lintasi lautan
peluk erat erat, hati menjadi satu
bukan hanya batas, negara menghubungkan pendidikan dan persaudaraan, ialinan abadi.

Bersama kita maju, berbagi segala
dalam ilmu dan cinta, negeri berjaya
pendidikan memupuk, persaudaraan mengatup serumpun bercahaya, harapan pun membara.


HARMONI ILMU PERSAUDARAAN ABADI
Oleh : Chofifah Nur Laili

Dalam gelapnya malam cahaya terpancar
 ilmu cemerlang tuntunan yang terang pendidikan terangi jiwa yang lapar
serumpun persaudaraan takkan pernah kandas.

Bersama kita belajar saling memberi tangan seperti pohon rindang akar-akar erat menggenggam
tak peduli suku, ras, atau bangsa yang berbeda persaudaraan serumpun mengalir dalam darah.

Di sekolah ilmu kita temukn jati diri
bersama-sama tumbuh seperti bunga di taman pendidikan tangga inenuju masa depan terang pendidikan serumpun abadi dalam sanubari.

Hormati ilmu jalin tali persaudaraan
serumpun yang bersatu kuat tak terkalahkan pendidikan dan persaudaraan tumbuh bersama selamanya
bersinar cemerlang seperti bintang di angkasa.

SAUDARA BANGSAKU
Oleh : Khoirin Nida

Persaudaraan Indonesia-Malaysia
berawal dari sesama negara yang dijajah
terjalin persaudaraan antara bangsa
bagai akar yang saling bertautan
demi tegaknya sebuah pohon

Saudara bangsaku
ditulis satu benua Asia Tenggara
yang dijuluki negara serumpun
karena memiliki banyak kesamaan
 sosial, budaya, sejarah kerajaan, dan agama.

Menggenggam erat jemari dua bangsa
kerja sama diberbagai bidang
bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang sosial
perlahan melangkah menuju negara maju menghadapi revolusi peradaban dunia yang baru.

TANDA TANYA
Oleh : Luthfiya Nurul Aulya

Di balik tirai, tangis samar terdengar
terbatas ekonomi, harapan pudar
semesta tampil hambar
jiwa rapuh berlogak tegar.

Langkah terundur, asa tidak luntur
mengumpulkan harta untuk meraih cita luhur
tiada apa jika perlu menunda
janji, aku tetap akan sarjana

Wahai jiwa yang beruntung
sudahkah engkau bersyukur?
S1, S2, S3, tidak menjamin hidup makmur
namun menjadi penggiling kebodohan hingga melebur

Meski jalan penuh kerikil dan duri
mengejar ilmu takkan membawa rugi
pena dan jeritan kerinduan menjadi saksi
dengan ilmu, kokoh pondasi diri.

Teruslah merasa dahaga atas ilmu
jika pengembaraan telah usai
 tanyakan pada dirimu
sediakah berbakti pada negeri?

LELAH, HILANG ASA
Oleh: Aminandra Muhammad
Malam menapaki sepi, sunyi
bersama lilin yang membakar diri sendiri
daku sendiri, bersama skenario juang mimpi duniawi
hingga kini, arah tanpa mata angin kutapaki
jatuh bangun, terseok sandung, bagaikan santapan sehari-hari
namun, selalu kuhadapi dengan tabahnya Tuhan meberkati hati

Sepoi-sepoi angin berbisik
 "Bukalah tingkap duniawi."
sembari halaman demi halaman kupercayai
tanpa lelah kucoba menggapai apresiasi
 hanya untuk masa tua nanti.

Wahai diri!
perjalanan engkau masih panjang
hingga akhir liang kubur nanti.


SAJAK TUNANETRA
Oleh : Moh Mansur

Kembalinya lembar-lembar di rak meja depan sudah tidak bisa mengelak, lalu tanpa sebab, pandangan
mengelupas segala ingatan. Tentang huruf dan bait-bait metavolusi
yang saban hari telah menjadi saksi antara suara dan gelembung pagi hari

Kini tarian sudah menjadi ejaan, membingkai aksara demi bahasa.

Bangsa Yunani akan iri. Dari belenggu yang lama mengutuk dan selalu mengetuk
 lebih-lebih persaingan dapat diinspirasikan. Bagi kesempurnaan ciptaan Tuhan.

Inilah indikator perkembangan zaman
yang dapat memupuk menjadi benih persinggahan

Setelah itu langkah mulai tak mengenal mundur. Yakin, pasrah, berbudi luhur
 dan tahu akan makna jujur, kalaupun kelak cahaya ini terhalang beton-beton.
 Biarkan akar itu mencari jalan memuju pedalaman, singgahi sejenak lalu kepakkan sayap, lihat.
Betapa luasnya dan betapa kecilnya sebuah akal.

Bisu tidak menjadi alasan
tuli tidak baik jika jauh dari potongan-potongan buku yang buram di antara mata menatap, kau pun sebaliknya!
cipta-Nya adalah asumsi kita menghadap sang Pencipta.

Kenali sekelilingmu tentang kesepian kabarkan bahwa: Tiada warna untuk tertawa
tiada  penting untuk berseragam. Tiada usia untuk mengenali isi semesta  selebihnya beritakan: pentingnya pendidikan.


MELODI PENDIDIKAN DAN PERSAUDARAAN SERUMPUN HARMONIS
Oleh: Siti Nur Wafiqoh

Di panggung ilmu kita bersatu, pendidikan tumbuh, harapan tertuju
persaudaraan serumpun terjalin erat
satu tujuan kita raih dengan tekad
persaudaraan serumpun, ikatan abadi, meski ragam, kita tetap satu rasa
persaudaraan serumpun, tali tak terputus,kita bersama, meski berjauhan letaknya.

Di perjalanan ilmu, kita bersama-sama
 pendidikan membimbing, tak pernah berhenti bergema
persaudaraan serumpun, seperti akar yang menghubungkan
meski berbeda warna, kita tetap satu bangsa.

Setiap pengetahuan, seperti permata berharga pendidikan membuka pintu, tak terbatas ruang dan waktu
 persaudaraan serumpun, seperti melodi yang harmonis
bersatu dalam perbedaan, kita menciptakan kebahagiaan.

Dalam setiap pelajaran, kita menemukan makna pendidikan menginspirasi, membawa sinar terang serumpun persaudaraan, seperti tali yang kuat mengikat kita saling mendukung, dalam suka dan duka yang terangkat

Melangkah maju dengan ilmu di sanubari
pendidikan membentuk masa depan yang gemilang persaudaraan serumpun, sebagai pondasi yang teguh kita bersatu, berbagi, dalam satu tujuan suci.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun