Kisahnya bermula ketika seorang penguasa muda mengundangnya ke istana. Lao Zi berbicara dengan lembut dan menggunakan bahasa sederhana, sehingga sang penguasa merasa dihargai.
Ketika petani miskin meminta bantuan, Lao Zi mendengarkan dengan sabar dan memberikan nasihat praktis. Ia juga berdiskusi dengan sarjana tentang filosofi Tao menggunakan bahasa mendalam. Bahkan, ketika berbicara dengan pedagang, Lao Zi menggunakan bahasa bisnis yang cerdas.
Kemampuan Lao Zi dalam menempatkan diri dan berkomunikasi efektif membuatnya dihormati. Ia tidak pernah menonjolkan diri atau menunjukkan superioritas. Kisah ini mengajarkan kita pentingnya:
1. Menghargai perspektif orang lain.
2. Berbicara dengan cara yang sesuai.
3. Menempatkan diri dalam berbagai situasi.
Dengan kebijaksanaan ini, kita dapat mempengaruhi orang lain secara positif dan membawa harmoni dalam kehidupan. Kekuatan sejati terletak pada kemampuan berkomunikasi yang bijak.