“Ah, ternyata tak selamanya pelangi itu terlihat indah, ada saatnya pelangi itu terlihat kusam dan memudar” tanpa sadar kalimat itu meloncat keluar dari mulutku, mungkin karena aku terlalu muak dengan keadaanku saat itu. Sebenarnya pelangi sore itu cantik dan mempesona jika yang melihatnya bukan aku. Ya, begitulah gambaran suasana hatiku sore itu, setelah menerima telepon dari Umakku dikampung. Aku memang tidak tinggal seatap lagi dengan Umak karena aku sekarang sedang mengejar mimpi di kota yang jaraknya cukup jauh dari kampung halamanku.