Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Cerita dari Ruang Operasi (Caesar)

17 Mei 2010   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:10 25270 0
Tadi pagi membaca tulisan salah satu kompasianer tentang operasi caesar. Kata beliau yang belum pernah dioperasi itu, sepertinya proses operasi tidak sakit tapi yang sakit setelahnya. Benar juga, karena saat operasi kita dibius sebagian (atau total untuk kasus tertentu). Tapi tentu saja tidak semudah bicara. Operasi itu sendiri sangat kompleks jika dibandingkan proses bersalin normal. Berikut tulisan yang pernah saya buat dengan gaya akrab. Sebelumnya saya tulis untuk notes di facebook untuk pencerahan kepada beberapa teman dekat yang sedang hamil. Semoga berkenan. ================== Banyak alasan kenapa seorang ibu hamil akhirnya melakukan persalinan versi c-sectio alias caesar. Tapi secara umum, apakah operasi itu dilakukan karena emergency ataupun sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan, umumnya 'kegiatan' di dalam ruang operasi akan serupa. PERSIAPAN Biasanya dilakukan mulai dari luar ruang operasi dan gak jauh beda dengan persiapan persalinan normal (jika ada waktu). Antara lain tes darah, tes organ vital (jantung, tekanan darah, temperatur), kroscek lagi soal histori kesehatan keluarga (ada yang diabetes, darah tinggi, etc) dan tentunya monitor kondisi kehamilan (detak jantung bayi, bukaan, etc. biasanya pake alat CTG kalo gak salah. dari alat ini juga bisa dilihat apakah ada kontraksi dan rentangnya. plus periksa dalam). menjelang di dorong ke ruang operasi, si ibu juga dicukur rambut pubisnya, ganti baju operasi, pasang penutup kepala. Di tahap persiapan ini, gue selalu deg-degan apakah operasinya akan lancar. Anastesi gagal lah (sulit siuman), jaitan yang gak sempurna (even ada yang tertinggal di dalam?), organ dalam lain yang terkena efek permanen, etc. Berdoa, hanya itu yang bisa gue lakukan... juga membayangkan segera akan ketemu dengan bayi gue. eniwei, setelah masuk ruang operasi, sementara para asisten (perawat) cek dan ricek alat-alat, nulis di papan tentang data statistik operasi (nama pasien, dokter yang in charge, tanggal, jam mulai etc), dokter anastesi akan melakukan suntik spinal or epidural, tergantung kebutuhan. smua oprasi yang gue jalanin pakai anastesi spinal di tulang belakang bagian bawah dan hanya membuat numb bagian bawah tubuh. ada bentuk anastesi lain-general, yaitu si pasien akan tidak sadar selama proses berlangsung. OPERATION START Anastesi Gimana cara anastesi ini dilakukan? bisa dengan si pasien posisi duduk maupun berbaring. yang terutama, tulang belakang harus bengkok (jadi kalo duduk di pinggir tempat tidur, posisinya merunduk serendah2nya. kalo tidur, rebah ke samping dan menekuk lutut ke arah kepala serapat mungkin.. agak susah ya dengan besarnya perut. gue rasain 2-2nya, lebih nyaman versi duduk). sperti suntik lainnya, kulit dibersihkan dengan kapas yang sudah diberi alkohol, punggung ditutupi semacam kertas dengan bolongan untuk memastikan area suntik. Ketika jarum nembus kulit, rasanya cukup sakit dan mengagetkan.. beda lah dengan disuntik di pantat ato tangan. dan setelah tembus kulit, ada rasa sesuatu ditusuk lebih dalam diantara tulang, rasanya gak sakit, tapi ngilu. proses ini cukup lama, kayaknya lebih 5 menit, memastikan obat masuk sesuai dosis. stelah selesai, gue rebahan di meja operasi yang lebarnya cuma cukup badan (tangan kanan dan kiri disanggap oleh tambahan papan. bayangin kayak disalib tapi rebahan gitu..). rasa numb akan terasa diawali dengan sensasi hangat dalem tubuh, sepanjang area yang di'mati'kan. 2 operasi gue, gue rasain cuma sampe stengah perut, yang trakir ini cukup tinggi kayaknya si dosis. rasanya lebih hangat sampai dada. Di meja operasi yang sempit itu, pandangan gue ditutup kain ijo yang disangga besi, biar gue gak bisa liat pas si dokter ngerjain perut gue. Di indo untuk 2 operasi layar itu dibentangkan cuma skitar setengah jengkal di atas puser. Itu knapa memungkinkan untuk IMD saat caesar. Smentara di bangkok kmarin, layarnya bahkan nutupin dada, udah deket banget dengan leher. gue nebak nih ya, kalo letak layar itu juga menentukan sebrapa jauh area yang dijangkau oleh si obat anastesi. Dalam posisi rebah di dada juga ditempelin alat monitor jantung, di tangan kiri di pasang infus dan jari dijepit buat apalah tau.. gak ngeh gue. trus di tangan kanan dipasang alat yang buat ngecek tekanan darah yang setiap 5 menit otomatis menggembung buat ngecek perubahan tekanan darah. juga di lubang hidung di taru selang oksigen. Rame yah? Okay, setelah itu semua pasti nempel di badan dan gue confirm ke dokternya kalo gue udah numb (ditanya sama dokter emang.. sambil dia cubit2 bahkan saat mulai ngiris kulit gue. soalnya walopun gak sakit, bukan brarti gak terasa). skitar 10-15 menit deh ya, si dokter membuka bagian abdomen gue (perut bawah) sampai gue merasakan digoyang dan gue yakin itulah saat si dokter menarik bayi gue keluar (ngebayangin aja, kan gak bisa liat). Setelah itu, smua proses berlangsung sangat cepat. When the baby is out Bayi keluar, menangis, disambut dokter anak yang siap dengan handuk. stelah plasenta digunting, bayi dibawa ke gue. Ketika Jasmine gue bisa cium. Ketika Erina, langsung mulai proses IMD. Ketika Davienne, cuma dikasih liat, abis itu langsung di bawa ke meja untuk dibersihkan sebentar. baru dikasih ke gue buat di cium. Setelah selesai kontak dengan ibu, bayi dibawa dokter anak ke area bayi untuk proses selanjutnya. gue paling ngeh pas Davienne, karena mejanya deket dengan kepala gue. Cairan2 dari ketuban disedot, darah dibersihkan, dites APGAR, di timbang, etc. Setelah proses cek bayi di ruang operasi, dilanjutkan di ruang bayi. That's the time gue terpisah dari bayi gue sementara waktu. karena gue menunggu dokter menutup perut gue... OPERATION ABOUT TO END Right, jadi tersisa gue dengan tim operasi yang menutup sayatan di perut. Konon ada 7 lapisan. Mulai dari kulit luar-dalam, otot2, etc sampai rahim. di 3 operasi, sayatan yang gue punya gak berubah lokasinya. dan di operasi terakhir, sayatan lebih pendek, skitar 2/3 sayatan sebelumnya. kata dokter gue, menyesuaikan dengan ukuran kepala bayi. stelah nutup, diperban scukupnya, gue dipasangin kateter (karena akan stuck di tempat tidur stidaknya 24 jam). badan gue dibersihkan dari darah, layar di buka, smua tempelan di badan juga di buka, kcuali infus. badan gue dipindahkan ke meja beroda untuk didorong ke ruang recovery. Operasi officially selesai. tapi bukan brarti prosesnya selesai. di ruang recovery itu basically gue rebahan, mencoba tidur-istirahat skitar 1 jam-an abis itu kalo gak ada apa-apa, barulah gue dipindah ke ruang perawatan. gue gak boleh makan minum slama skitar 6 jam. abis itu diet cairan berupa air putih dan air kaldu. baru bisa makanan lembut besok harinya. dan makanan padat 2 hari stelah operasi. knapa? karena operasi caesar juga mempengaruhi kinerja pencernaan. gue bahkan perlu minum obat untuk bantu pup. setelah efek anastesi hilang, datanglah rasa sakit dari bekas sayatan di area abdomen. untuk hal ini, doa gue hanya 1, gak kena batuk. seringnya doa gue gak terkabul. gue juga diharuskan bergerak ke kanan kiri untuk melatih otot, yang sakitnya cukup menganggu. tapi untungnya dengan bisa rebah itu, gue tetep bisa mulai menyusui anak gue sambil rebahan. ohya ini note tentang crita dari ruang operasi.. jadi crita dari kamar perawatan mungkin gak perlu panjang ya.. :)) Closing Kalau sebelumnya gue pernah down karena tidak pernah sukses melahirkan normal, stelah pengalaman kmarin gue baru menyadari kalo apa yang gue lakukan semata2 untuk kebaikan bayi dan ibunya. Normal maupun lewat meja operasi, si ibu dan bayi sama-sama mempertaruhkan nyawa. Pada akhirnya yang akan gue ingat, apapun prosesnya, seluruh keluarga, teman, kerabat dan orang-orang yang menyayangi kita hanya berharap 1 hal : smua baik-baik saja. Dan itulah yang akan gue syukuri selamanya, diberi keselamatan oleh Allah. [caption id="attachment_142801" align="aligncenter" width="300" caption="null"][/caption]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun