.di titik jenuh perkuliahan.
Di ruang-ruang kelas,
kita dibuat menangis
karena teriris-iris
melihat berbagai kondisi
yang tidak adil
dalam masyarakat.
Tapi setelah keluar kelas,
kondisi-kondisi itu hanya jadi objek
lelucon miris, dan penelitian genit para intelektual.
Di ruang-ruang kelas,
kita membongkar dan menafsirkan
semua kebobrokan
dengan teori-teori mutakhir yang luar biasa,
Tapi setelah keluar kelas,
kita dibuat tercengang
dan semua seolah mentah
karena teori-teori itu
tak pernah ada di kepala rakyat.
Di dalam ruang-ruang perkuliahan,
kita dibiarkan mengetahui, membongkar, dan menafsirkan segalanya.
Tapi kita tak pernah dibiarkan
untuk mengubahnya.