Stres, tegang, gelisah, panik, khawatir dan takut menghadapi ujian merupakan gejala psikologis yang kerap mendominasi hati dan pikiran siswa. Tidak sedikit yang bersikap sebaliknya, terlihat acuh tak acuh dan santai. Sindroma menjelang ujian, tentu perlu dicermati dan diatasi secara tepat, baik oleh diri siswa sendiri, orang tua, maupun guru. Sindrom UN kerap menganggu kesehatan. Ada yang jadi gampang sakit, terlihat lesu dan sulit berkonsentrasi ketika belajar. “Takut tidak lulus” merupakan hal yang normal bagi setiap siswa, dan merupakan hal yang paling membebani mental para siswa. Upaya mengatasi dan meminimalisasi sindrom UN memerlukan upaya persiapan dan dukungan integral dari aspek material, moral, mental, psikologis, spiritual, intelektual dan emosional yang dilakukan semua pihak terkait, terutama pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Munculnya sindroma yang berulang-ulang dari tahun ke tahun adalah sebuah realita bahwa UN membebani banyak siswa, bahkan para guru dan orang tua siswa. UN memiliki tujuan yang ideal bagi proses pendidikan, terutama sebagai salah satu alat ukur keberhasilan pembelajaran formal. Namun dalam praktiknya, tingkat kesiapan dan kematangan tiap sekolah, guru dan siswanya berbeda-beda, bergantung kepada besar kecilnya kendala yang dihadapi masing-masing.
KEMBALI KE ARTIKEL