Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Simfoni Mendung saat Awan Berbisik Gelap

4 Juli 2024   23:30 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:33 79 1
Langit, dengan segala ketidakpastiannya, adalah cerminan hidup kita. Tidak selalu berwarna biru cerah dan awan tidak selalu putih bersih. Terkadang, langit memutuskan untuk berubah gelap, mungkin karena bosan dengan monoton birunya. Fenomena ini, yang kerap kita sebut sebagai mendung, adalah tanda alam bahwa hujan akan datang. Tapi, tentu saja, siapa yang butuh tanda-tanda lagi saat langit sudah berubah seperti lukisan dramatis karya seorang pelukis surealis?

Sebelum hujan turun, awan gelap dan tebal akan mendominasi cakrawala, menutupi matahari yang sebelumnya berkuasa. Saat awan-awan ini mengambil alih, bumi tiba-tiba menjadi lebih teduh dan nyaman. Mungkin ini adalah caranya mengatakan bahwa istirahat sejenak dari teriknya matahari itu penting. Atau mungkin, ini hanyalah permulaan dari drama langit yang akan segera membasahi bumi dengan tetesan air yang kita sebut hujan.

Ah, mendung. Fenomena yang mengundang berbagai reaksi dari manusia. Saat awan gelap ini tiba, ibu-ibu yang sedang menjemur pakaian segera bergegas, panik mengumpulkan cucian sebelum basah. Petani yang mengeringkan padi di sawah pun ikut sibuk, berusaha menyelamatkan hasil kerja keras mereka dari air hujan yang sebentar lagi turun. Orang-orang yang hanya ingin berteduh pun mencari tempat perlindungan. Seolah-olah, hujan adalah ancaman terbesar yang pernah mereka hadapi.

"Mendung tak selamanya hujan," kata pepatah bijak yang sering diulang dalam seminar motivasi. Mendung diartikan sebagai hati yang tidak bahagia, penuh kesedihan dan kemurungan. Namun, kenyataannya, mendung juga bisa berarti waktu yang nyaman untuk merenung, untuk memikirkan hal-hal yang biasanya terabaikan dalam kecerahan matahari. Ya, mendung memberikan kita jeda dari kehidupan yang terlalu cerah dan memaksakan senyuman setiap saat.

Ketika mendung tiba, suasana menjadi syahdu. Tubuh seolah merespons dengan rasa kantuk yang tiba-tiba, mata menguap, dan tubuh merindukan kasur yang empuk. Tetapi tentu saja, tidak semudah itu. Kehidupan kita tidak sesederhana mengikuti hasrat untuk tidur. Kita harus tetap berjuang, bahkan dalam balutan awan hitam yang pekat. Orang-orang yang mencari nafkah di jalanan tetap melanjutkan aktivitas mereka meski mendung telah menutupi langit. Karena, siapa yang bisa hidup hanya dengan tidur di kasur empuk?

Mendung bukanlah alasan untuk berhenti meraih mimpi. Mendung bukanlah tanda untuk berhenti mencari nafkah. Ini hanyalah sebuah cuaca yang kebetulan sedang tidak bersahabat. Tetapi, apakah kita akan berhenti mengejar cita-cita hanya karena langit sedang tidak biru? Tentu saja tidak. Kehidupan terus berjalan, dan begitu juga dengan perjuangan kita.

"Mendung belum tentu hujan" adalah pengingat bahwa tidak semua masalah akan berakhir buruk. Setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar. Mendung adalah kesempatan untuk berharap, untuk percaya bahwa setelah kegelapan, terang akan datang. Gelapnya awan hanyalah sementara, dan begitu juga dengan masalah yang kita hadapi. Semua ini adalah bagian dari siklus yang akan membawa kita ke cahaya yang lebih terang.

Hidup selalu penuh dengan masalah yang datang silih berganti, mendewasakan setiap insan yang berani menghadapinya. Mendung akan sirna seiring datangnya matahari dari balik awan hitam. Ini adalah cara alam mengingatkan kita bahwa setiap masalah pasti memiliki akhir yang membawa kebahagiaan bagi mereka yang sabar dan penuh keyakinan.

Namun, sayangnya, tidak semua orang melihat mendung sebagai sesuatu yang positif. Banyak yang memilih untuk melihatnya sebagai akhir dari segala harapan, sebuah tanda bahwa semua usaha akan sia-sia. Mereka lupa bahwa setelah mendung, matahari akan bersinar kembali, membawa cahaya dan kehidupan baru. Mendung hanyalah jeda dalam perjalanan, bukan akhir dari segalanya.

Jadi, mari kita hadapi mendung dengan kepala tegak. Mari kita lihat setiap tetesan hujan sebagai berkah, bukan sebagai kutukan. Setiap masalah yang datang adalah kesempatan untuk belajar, untuk tumbuh, dan untuk menjadi lebih baik. Karena, setelah semua, hidup adalah tentang bagaimana kita menghadapi badai, bukan tentang seberapa sering kita menikmati matahari.

Mendung akan selalu ada, begitu juga hujan. Tapi, ingatlah, setelah setiap badai, matahari akan selalu bersinar lebih terang. Dan mungkin, hanya mungkin, kita akan belajar untuk menikmati setiap momen, baik itu mendung atau cerah, sebagai bagian dari perjalanan kita menuju kebahagiaan sejati.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun