Ada dua pendekatan dalam fenomenologi yang disorot, yaitu fenomenologi hermeneutic dan fenomenologi empiris, transcendental, atau psikologis. Van Manen telah menulis dalam buku pelajaran tentang fenomenologi hermeneutic dimana dia menjelaskan bahwa riset diarahkan pengalaman hidup, yaitu fenomenologi ditujukan untuk mensiarkan teks kehidupan. Meski Van Manen tidak mendekati fenomenologis dalam serangkaian aturan atau metode, dia membahasnya sebagai jalinan dinamis antara enam pembahasan riset. Para peneliti pertama-tama menuju fenomena yang sungguh menarik bagi mereka. Dalam proses tersebut, para peneliti berfokus pada tema inti, yang menyusun watak pengalaman hidup, mereka menulis deskripsi tentang fenomena tersebut, memelihara hubungan yang kuat dengan topik penelitian dan menyeimbangkan bagian dari tulisan-tulisan tersebut terhadap keseluruhannya. Fenomenologi bukan hanya deskripsi, tetapi juga merupakan proses penafsiran yang penelitinya membuat penafsiran antara makna yang berbeda-beda tentang makna dan juga pengalaman hidup tersebut.