KONSEP JIWA
Ibnu Sina mengembangkan konsep jiwa yang menjadi dasar dalam analisis psikologi. Pemikirannya mengenai jiwa terklasifikasi dalam tiga potensi dasar yakni al-Nafs al-Hissiyah (jiwa sensorik), al-Nafs al-Mutakhayyilah (jiwa imajinatif), dan al-Nafs al-Natiqah (jiwa rasional). Jiwa sensorik bertanggung jawab untuk persepsi indrawi, jiwa imajinatif berfungsi dalam membentuk gambaran mental dan imajinasi, sedangkan jiwa rasional berperan mengenai pemikiran dan penalaran. Alhasil ini memberikan pengaruh positif bidang psikologi terkait perspektif peran imajinasi dan rasionalitas dalam proses kognitif dan perilaku manusia. Gambaran konsep jiwa manusia menurut Ibnu sina dapat diilustrasikan sebagai berikut.
TERAPI PSIKOLOGIS
Salah satu karya terkenal Ibnu Sina yakni ”Kitab al-Shifa” (Buku Penyembuhan), yang berisi penjelasan, panduan dan prosedur mengenai terapi dan pengobatan jiwa. Dalam karya terkenalnya ini, Ibnu Sina mempublikasikan konsep terapi psikologis yang melibatkan berbagai pendekatan terapeutik. Ibnu Sina menggunakan pendekatan Terapi Bicara, Terapi Musik, dan Terapi Seni yang digunakan dalam proses penyembuhan gejala sakit jiwa dan orientasi ketenangan jiwa.
Terapi Bicara,
Ibnu Sina sadar akan pentingnya komunikasi verbal dalam terapi psikologis (jiwa). Ia mengakui bahwa pentingnya memberikan ruang bagi individu yang memiliki gangguan psikologis untuk mengungkapkan masalah dan emosi mereka melalui percakapan terapeutik dengan tujuan untuk menjelaskan pengalaman mereka, memahami penyebab masalah, dan mencari solusi yang lebih baik. Dalam psikologi modern, terapi bicara ini dikenal dengan terapi konseling antara psikolog dan pasien yang bertujuan memberikan ruang bagi pasien meluapkan masalah dan wadah curhat untuk diberikan solusi nya.
Terapi Musik,
Ibnu Sina menganggap bahwa musik sangat berpengaruh terhadap keadaan emosional dan mental seseorang. Alhasil Ibnu Sina menggunakan pendekatan terapeutik musik sebagai alat untuk meredakan ketegangan dan mempengaruhi naluri hati individu. Ibnu Sina mengamati bahwa musik memiliki kemampuan untuk menenangkan jiwa, meningkatkan suasana hati, dan membantu dalam mengatasi tekanan psikologi bahkan kecemasan. Proses transfusi audiosonik musik masuk ke proses kognitif amigdala, dimana amigdala berfungsi mengatur emosi dan suasana hati seseorang. Alhasil otak mempersepsikan ritme musik sesuai dengan frekuensi dan amplitudo suara musiknya.
Terapi Seni
Selain terapi bicara, terapi musik juga memperkenalkan terapi seni sebagai pendekatan dalam terapi psikologis. Ia menganalisa bahwa seni, seperti melukis atau menggambar dapat menjadi sarana ekspresi yang kuat bagi individu untuk menyampaikan emosi dan pikiran mereka. Terapi seni ini memungkinkan individu untuk mengeksplorasi, mengungkapkan dan melampiaskan diri melalui kreativitas dan proses artistik. Seni juga menjadi salah satu teknik terapi untuk menenangkan diri, contoh dalam melukis seseorang di anjurkan untuk tenang agar hasil lukisan dapat menjadi sempurna. Hal itu memaksa hemisfer kanan otak untuk berproses dan berperan lebih.
Berbagai pendekatan terapi psikologis yang dikemukakan oleh Ibnu Sina mengelaborasikan elemen-elemen psikologis, emosional dan seni sebagai bagian dari proses penyembuhan dan pertumbuhan individu. Konsep terapi ini berfokus pada pentingnya komunikasi terapeutik, pengaktualan musik dan seni sebagai alat untuk memperbaiki kesejahteraan psikologis. Meskipun dikembangkan pada zamannya, kontribusi Ibnu Sina dalam terapi psikologis memiliki dampak penting dan pemahaman dan perkembangan terapi modern.
METODE OBSERVASI DAN ANALISIS
Ibnu Sina menekankan pentingnya pengamatan dan analisis dalam memahami manusia dan perilakunya. Ia memperkenalkan metode observasi yang sistematis dan pendekatan analitis untuk memahami kondisi mental dan perilaku manusia. Dalam karya-karyanya, Ibnu Sina menggunakan pendekatan ilmiah dan metode eksperimental untuk mengamati dan mempelajari aspek-aspek psikologis manusia. Kontribusinya dalam metode ilmiah dan penelitian psikologi memberikan inspirasi bagi perkembangan metodologi penelitian di bidang psikologi. Berbagai aspek mengenai metode observasi dan analisis dalam pemikiran Ibnu Sina, dalam karyanya yang terkenal, “Kitab al-Najat” (The Book of Salavation) dan “Kitab al-Shifa” (The Book of Healing), Ibnu Sina menyajikan pandangannya tentang psikologi.
Observasi Klinis : Ibnu Sina melakukan observasi langsung terhadap individu-individu dengan gangguan mental dan emosional. Ia mengamati gejala, perilaku, dan pengalaman subjektif mereka dengan seksama.
Observasi Introspektif : Ibnu Sina mendorong Pengamatan diri sendiri dan refleksi sebagai metode pengaktualan pikiran, emosi, dan pengalaman manusia. Dia percaya bahwa dengan memeriksa batin manusia, kita dapat memahami kualitas pikiran dan perasaannya.
Analisis Fenomenologi : Ibnu Sina mengusulkan pendekatan fenomenologi dalam memahami psikologi manusia. Ia berfokus pada pengamatan dan deskripsi detail tentang pengalaman manusia dan percaya bahwa melalui pemahaman yang mendalam tentang fenomena, kita dapat memahami sifat dasar jiwa manusia
Analisis Rasional : Ibnu Sina menggunakan pendekatan rasional dalam tujuan menjelaskan fenomena psikologis. Ia menggabungkan filsafat dan logika untuk menguraikan konsep-konsep seperti akal, jiwa dan emosi (Ismunanto et al., 2019; Lizzini, n.d.)