Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Jawaban atas Tanggapan KBRI- Pelaporan Kasus Korupsi di KBRI MExico City-

7 Februari 2014   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 84 0
Jawaban atas Tanggapan KBRI- pelaporan kasus KORUPSI di KBRI MExico City-

berdasar tulisan kami di kompasiana http://hukum.kompasiana.com/2014/01/28/di-black-list-oleh-kbri-gara-gara-melaporkan-praktek-korupsi-di-kbri-mexico-city-631179.html

berdasarkan jawaban akun KBRI MEXICO http://hukum.kompasiana.com/2014/02/06/tanggapan-kbri-mexico-city-atas-tulisan-sdr-fik-berjudul-diblack-list-oleh-kbri-gara-gara-melaporkan-praktik-korupsi-di-kbri-mexico-city--633273.html

berikut kami sampaikan jawaban atas tanggapan  KBRI tersebut:
Kesimpulan kami disini ternyata jauh lebih efektif menulis di kompasiana dari pada menulis aduan ke KEMLU RI atau ke KBRI, di Kompasiana tulisan kami langsung ditanggapi. Kami dalam kesadaran penuh bahwa tulisan  satu minggu yang lalu berisi hal hal  yang tidak sembarangan, tapi tentunya KBRI Mexico City tahu, kami tahu, Kemlu semestinya juga tahu bahwa semua laporan kami berdasarkan bukti bukti yang kebetulan kami miliki.

jawaban kami atas tanggapan KBRI adalah (berdasarkan poin poin dalam tanggapan akun KBRI; FONT italic adalah tanggapan KBRI dan font BOLD adalah jawaban kami)

1.         KBRI Mexico sama sekali tidak mem-black list Sdr. Fitra Ismu Kusumo (FIK). Yang dilakukan oleh KBRI adalah mengirimkan Nota Diplomatik Nomor:410/MEX/PROTKONS/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012 yang pada pokoknya menjelaskan bahwa Sdr. FIK tidak lagi bekerja di KBRI Mexico City, dan karena itu KBRI tidak pernah menerbitkan Nota rekomendasi/sponsor bagi yang bersangkutan untuk mendapatkan visa Amerika Serikat. Pengiriman Nota Diplomatik sejenis ini merupakan praktek yang lazim dalam hubungan diplomatik, yang tujuannya adalah agar pegawai yang tidak lagi bekerja pada lingkungan perwakilan diplomatik tidak dapat melakukan tindakan-tindakan pribadi dengan mengatasnamakan perwakilan diplomatik terkait.

1. Seperti yang sudah kami  jelaskan di K#skus kurang lebih satu tahun yang lalu, nota diplomatik sejenis yang ditujukan ke SRE/ kemenlu Mexico adalah wajar dan lumrah, yg ditujukan ke kedubes amrik (mungkin) juga demikian, yang tidak wajar bagi kami di nota yg ditujukan ke kedubes amrik adalah adanya paragraf tendensius seperti yg kami adukan di tulisan pertama, juga kenapa hanya disebutkan 2(dua) pegawai saja, sedang yang tidak bekerja lagi di KBRI ada 10(sepuluh) orang.




2.         Tuduhan Sdr. FIK bahwa pemecatan yang bersangkutan karena membongkar kasus penelantaran TKI juga tidak benar. Tidak diperpanjangnya kontrak kerja Sdr. FIK dengan KBRI Mexico City (KBRI) bukan karena ybs membantu TKI a.n. Sdri. Supiani Ismail, tetapi dalam rangka KBRI melakukan benah diri khususnya terhadap pegawai setempat (PS) terkait loyalitas, dedikasi, watak, kejujuran, kerjasama, disiplin, kinerja, dan tanggung jawab sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07/A/KP/X/2006/01 tahun 2006.  Untuk menjamin objektivitas pelaksanaan evaluasi PS dalam rangka benah diri tersebut, KBRI  juga memperhatikan hasil evaluasi kompetensi dan psikologi yang dilakukan oleh konsultan HRDindependen setempat.




2.  Bpk. HOC/kepala kanselerai saat itu mengatakan bahwa “nilai evaluasi mas Fitra jauh diatas rata rata rekan rekan local staf lainnya”. Kami juga tidak tahu apabila pemecatan kami  berhubungan dengan kasus supiani SAMPAI pada 29 februari 2012 sore hari pemecatan tersebut—salah satu Homestaff KBRI MExico city mengatakan kepada kami bahwa, Dubes telah menerima surat peringatan dari KEMLU RI bahwa dia DIANGGAP LALAI dalam kasus TKI SUPIANI ISMAIL, oleh karena kbri tahu yang membuka kasus ini adalah mas fitra maka Dubes menjadi tidak suka dengan Mas Fitra. (saya tidak pernah melihat surat peringatan tersebut namun demikian surat tersebut mungkin merupakan hal yang wajar diberikan dan memang mungkin sesuai SOP atas kelalaian yang dilakukan pak dubes)- dan karena kami tidak pernah melihat surat tersebut maka kamipun berusaha tahu apa sebenarnya langkah KEMLU dalam kasus ini.




3.        Terkait peristiwa Supiani yang terjadi adalah, Supiani bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) di kediaman Duta Besar Malaysia di Mexico City mulai bulan Mei 2011. Pada Oktober 2011 Supiani membuat pengaduan langsung ke KBRI terkait perlakuan tidak manusiawi yang diterimanya selama bekerja. Setelah menerima informasi tersebut, KBRI segera mengambil langkah-langkah perlindungan, termasuk penyelesaian pembayaran gaji, memastikan hak-hak Supiani dipenuhi sesuai dengan ketentuan hukum setempat, hingga memulangkan Supiani ke tanah air pada 13 November 2011. Dengan demikian, Supiani tidak ditelantarkan karena KBRI dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dalam jangka waktu sekitar 1 bulan.




3. Anda sebelum komentar di poin ini  seharusnya melihat dulu video wawancara kami dengan Ibu Supiani Ismail di youtube, atau Anda seharusnya berkonsultasi terdahulu kepada ibu IRMA WIRAKARA (kabid sosbud)karena dari beliaulah kami tahu bahwa kasus ini sebenarnya sudah sejak lama. Ibu IRMA bercerita kepada kami bahwa Dia, Pak Iwan(kabid protkons) dan Ibu Annisa Tyas(filler) telah melaporkannya kepada pak  Dubes Hamdani berdasar laporan salah satu diplomat malaysia yang baik hati sekitar bulan April-Mei 2011.namun ternyata kasus ini tidak ditindak lanjuti oleh dubes.

Apakah Anda tidak tahu bahwa kami memiliki kopi surat dari Ibu Supiani Ismail tertanggal 24 AGUSTUS 2011?,surat  yang diantar oleh Bpk Jesus(satpam wisma kedubes malaysia) pada tanggal yang sama,? Pengantaran Surat tersebut menyebabkan Pak Jesus Dipindahtugaskan dari Wisma Duta Malaysia. Dalam Surat tersebut Ibu Supiani meminta tolong dan memohon kepada  KBRI untuk segera ditolong. Tgl 25 Agustus 2011 berkas kasusnya naik ke Pak Dubes tapi hanya di coret coret saja oleh Pak Dubes. Kami sebelum melakukan penyelamatan kepada Ibu Supiani sempat diperlihatkan oleh rekan staf protkons coretan coretan di berkas pelaporan tertanggal 25 Agustus 2011tersebut.

Poin Anda di nomor 3 menunjukkan ketidaktahuan Anda tentang kasus ini, kami mohon untuk diralat atau Anda memang ingin mengelabui opini di tanah air? dan cuci tangan atas penderitaan Ibu Supiani Ismail?




4.         Terkait dengan kasus pembobolan rekening KBRI di Bank HSBC Mexico City sebesar USD 29,200, dana tersebut ditarik secara tidak sah dengan cek KBRI yang telah dinyatakan hilang. Sebagian dari jumlah tersebut, yaitu sebesar USD 5,000 eq MXN 68,250 yang ditransfer ke rekening Duta Besar oleh orang tak dikenal, telah dikembalikan ke rekening KBRI. KBRI telah berkoordinasi dengan pihak bank dan kepolisian, serta menyerahkan pengusutan kasus ini kepada pihak yang berwenang di Mexico.:”




4. Poin 4 bagi kami masih tidak jelas  namun TERIMAKASIH bahwa anda telah mengkonfirmasikan kalau nota tersebut ada dan kejadian tersebut adalah NYATA.

Pertanyaan kami tetap sama dimanakah uang rakyat yang hilang tersebut?, bagaimana mungkin KBRI/HSBC bisa kebobolan?? dan kenapa rekening dubes menerima transfer uang kurang lebih 5000 USD tersebut?.

Masalah Sah atau tidak, menurut kami uang tersebut ditarik secara sah. Karena apabila tidak sah seperti yang Anda sebutkan, bank sekelas HSBC dan seekslusif BANK khusus KEDUTAAN, tidak akan melepas/mencairkan uang seperti itu,

Yth KBRI kita sama sama tahu betapa rumitnya untuk bertransaksi mata uang asing disini. (pertanyaan berikutnya adalah : kemudian bagaimana dengan nota nota yang digelembungkan? -- bagaimana dengan korupsi perjalanan dinasnya?) Seperti yang pernah diutarakan kepada KBRI dan KEMLU Kami merasa curiga bahwa kasus ini hanya untuk menjebak kami karena pelaporan pelaporan kami, kecurigaan kami semakin lengkap dengan  terbitnya nota diplomatik yang bernada tendensius yang juga kami permasalahkan.




5.         KBRI Mexico City sangat menyayangkan Sdr. FIK tidak pernah menunjukkan itikad baik untuk datang ke KBRI memenuhi panggilan KBRI mengklarifikasi tuduhannya terhadap Nayeli Bernal(Sekretaris Duta Besar).




5. Kami tidak pernah menuduh siapa siapa— dan kamipun tidak mengerti kenapa ada Masalah Nayeli Bernal disini?? apakah Anda ingin agar kami berkonfrontasi dengan Ibu Nayeli Bernal?? KAmi tidak pernah menuduh siapa siapa sehingga tidak merasa perlu klarifikasi apapun, tapi seperti yang sudah Kami sampaikan di surat  kepada KBRI sebelumnya bahwa kami sangat terbuka apabila KBRI ingin berkunjung ke tempat kami dan meminta informasi .

Apapun yang bisa Kami berikan dan bantú pasti kami berikan dan bantú seperti yang kami lakukan 12 tahun terakhir ini kepada KBRI kami yang kami cintai disini—– untuk KBRI yang lebih baik- untuk KEMENLU yang lebih baik.

Untuk tanah air yang lebih baik

salam

Fitra ismu kusumo
(bukan FIK lagi, saya sudah lelah menunggu, maka saya buka identitas saya sebagai Fitra Ismu Kusumo, silahkan google nama saya, saya real dan bukan Hoax)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun