TAK seperti sekarang. Sudah ramai. Saat itu, posko yang terletak di komplek Merdeka Palopo tersebut hanya didatangi tak lebih dari hitungan jari. Masih sepi. Saya bersama kembaran namaku, Zulfikar Wisnu, berdiskusi kecil pada kamar paling sudut di lantai dua. Dan, dari sanalah muncul dua frasa itu; Â "baku bantuki" dan "anak dekker".
KEMBALI KE ARTIKEL