Karakter arogan Prabowo sudah kadung kuat dan mengakar. Apalagi Prabowo ditempa dalam lingkungan militer yang keras dan tidak cengeng. Sikap dan pendiriannya kukuh seperti Monas.
Pun tercermin dari keputusannya tidak membayar gaji karyawan PT Kertas Nusantara selama 10 tahun. Pabrik tersebut diketahui adalah milik Prabowo dan adik kandungnya. Bagaimana mau memimpin negara yang besar seperti Indonesia jika mengurus perusahaannya saja tidak mampu.
Sikap arogan Prabowo makin kentara saat debat capres pada putaran ke-empat yang mempertemukan kembali dengan Joko Widodo.
Setidaknya ada tiga kali momen di mana Prabowo terlihat congkak, sombong, dan bersikap menyepelekan lawan. Berbeda dengan gaya Jokowi yang memang pembawaannya santai, dan santun seperti orang Solo pada umumnya.
Gaya Jokowi sebetulnya mirip seperti gaya para pemimpin terdahulu, Soekarno misalnya yang menempuh jalur diplomasi untuk memperjuangkan Kemerdekaan meski harus menanggung risiko diasingkan.
Alih-alih mengapresiasi, dengan nada yang melecehkan Prabowo bilang "Diplomasi kalau hanya senyam-senyum, menjadi nice guy, ya begitu-begitu saja, Pak."
Di sinilah sikap Prabowo yang menunjukkan arogansinya.
"Pak, saya pertaruhkan nyawa di TNI, saya lebih TNI dari banyak TNI" kata Prabowo.
Kalimat itu diungkapkan untuk mengerdilkan gaya diplomasi Jokowi yang santun dan mengutamakan perdamaian.