Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

KH. Ahmad Dahlan, Sang Pencerah Pendiri Muhammadiyah

8 November 2012   06:28 Diperbarui: 4 April 2017   16:34 17816 3
Selain sebagai seorang pedagang dan ulama, KH. Ahmad Dahlan juga adalah seorang guru yang inovatif. Terbukti KH.Ahmad Dahlan mampu menghipnotis murid-muridnya dengan permainan biolanya yang menawan. Amat sangat jarang ditemui guru seperti KH. Ahmad Dahlan pada masanya. Akhirnya KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan cita-citanya untuk melebarkan sayap dakwah Islam yang rahmatan lil 'alamin. KH. Ahmad Dahlan berharap dengan didirikannya Muhammadiyah umat Islam pada masa itu bisa kembali pada tuntunan agama yaitu Al-Quran dan Al-Hadis. Bukan pada tradisi-tradisi yang mengekang dan menyulitkan ummatnya. Saat itu KH. Ahmad Dahlan menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Muhammadiyah berdiri bukan tanpa rintangan. Cobaan dan ujian harus dilalui oleh KH. Ahmad Dahlan dan keluarga. Cacian, fitnah dan ancaman pembunuhan dihadapi  dengan penuh kesabaran oleh KH. Ahmad Dahlan. Ini juga yang dirasakan oleh Rasulullah SAW saat menyebarkan agama Islam di masa-masa sebelum hijrah. Maka sebagai pengikut nabi Muhammad SAW, KH. Ahmad Dahlan tak khawatir karena perjuangan Rasulullah SAW pun lebih perih dan pedih dari apa yang diterima oleh KH. Ahmad Dahlan saat itu. Penulis kembali teringat pesan KH. Drs. Muchtar Adam, Pimpinan dan Pendiri Pesantren Al-Quran Babussalam, Bandung. Beliau mengatakan "Jika kamu tinggal di sebuah daerah dan belum ada fitnah kepadamu maka tinggalkanlah tempat itu. Tapi jika ternyata ditempat itu kamu mendapatkan fitnah maka tetaplah bersabar dan hadapi dengan penuh ketabahan, karena kamu akan sukses berada di tempat itu." KH. Drs. Muchtar Adam pun merasakan hal yang sama seperti KH. Ahmad Dahlan. Lulusan Sastra Arab IKIP Bandung ini pun berkali-kali mendapatkan fitnah dan cobaan saat mendirikan Pesantren Al-Quran Babussalam hingga saat ini. Namun, Ia bergeming. Ia terus melanjutkan perjuangan dan berdakwah didaerah Bandung Utara hingga akhirnya mengantarkan pada puncak karir sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI tahun 1999-2004. Putra Selayar ini pernah belajar di MMT Kauman, Yogyakarta. Salah satu anak panah Muhammadiyah yang pernah berguru langsung pada tokoh-tokoh Muhammadiyah saat menimba ilmu di Yogyakarta. Sumbangsih Muhammadiyah terhadap negara ini tidak bisa dipandang sebelah mata terutama dalam bidang Pendidikan. Bukti bahwa Muhammadiyah lahir di pelosok-pelosok desa tercermin dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel tersebut juga sudah pernah di filmkan dengan judul yang sama oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Bahkan mendapatkan beberapa penghargaan di luar negeri. Sebuah sekolah dasar Muhammadiyah di Gantong, Belitong mampu melahirkan maestro hingga bisa melanjutkan pendidikan di Paris. Muhammadiyah tidak hanya bergerak di bidang pendidikan. KH. Ahmad Dahlan memahami salah satu surat dalam Al-Quran yaitu surat Al-Maun dengan mendirikan panti asuhan, masjid dan musholla di berbagai tempat. Ayat-ayat dalam Al-Quran bukan hanya sebagai bacaan, tapi diharapkan bisa diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan. Dan KH. Ahmad Dahlan menjadikan dasar Surat Al-Maun ini sebagai ruh gerakan awal Muhammadiyah dalam berdakwah. "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang yang berguna." (Al-Maun) Bukan hanya sampai disitu saja. KH. Ahmad Dahlan juga memahami surat An-Nahl ayat 93 sebagai dasar untuk mendirikan Aisyiyah bersama istrinya Siti Walidah atau lebih dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan. KH. Ahmad Dahlan menyadari bahwa kedudukan antara laki-laki dan perempuan tidaklah berbeda, keduanya sama-sama memiliki tugas dan tanggung jawab dalam berdakwah. Berdirinya Aisyiyah kembali menguatkan posisi Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Bahkan pendidikan usia dini sudah dimulai sejak Aisyiyah didirikan. Sebuah pemikiran yang melampaui kemampuan organiasasi perempuan pada masanya. Siti Walida memang termasuk perempuan yang cerdas. Bahkan setelah menikah dengan KH. Ahmad Dahlan, pergaulan Siti Walidah menjadi sangat luas karena banyak berkenalan juga dengan tokoh-tokoh nasional pada saat itu. Satu hal yang tidak banyak dibicarakan adalah KH. Ahmad Dahlan pernah menikah dengan tiga orang perempuan lain selain Siti Walidah dengan alasan-alasan tertentu. Istri yang kedua adalah Ray Soetidjah Windyaningrum atau lebih dikenal sebagai Nyai Abdullah. Dari Nyai Abdullah ini KH. Ahmad Dahlan mendapatkan seorang keturunan. Dan pada akhirnya Nyai Abdullah pun memutuskan untuk bercerai dengan KH. Ahmad Dahlan. Istri yang ketiga adalah adik dari Kyai NU di Krapyak Yogyakarta. Kyai Krapyak menghendaki KH. Ahmad Dahlan menikahi adiknya Nyai Rum. Pernikahan ini juga bukan hanya pernikahan antar dua insan, tetapi juga pernikahan antara dua organisasi besar yaitu Muhammadiyah dan NU. Tapi, KH. Ahmad Dahlan tidak mendapatkan keturunan dari pernikahan tersebut. Istri yang keempat adalah Nyai Aisyah, seorang puteri penghulu Ajengan di Cianjur. Dari pernikahan ini KH. Ahmad Dahlan mendapatkan seorang keturunan. Semua pernikahan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan bukan tanpa alasan. Hal tersebut beliau lakukan karena alasan agama dan dakwah. Tidak lebih dari pada itu. Sosok KH. Ahmad Dahlan adalah sosok yang sangat memahami agama. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan masih tetap menghormati dan menjaga perasaan Siti Walidah sebagai istri pertama. Meskipun Siti Walidah tidak pernah melarang KH. Ahmad Dahlan untuk menikah lagi. Penutup Apa yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan warisan yang tiada terkira. Semua usaha yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan bisa dinikmati hingga anak cucu kita kelak. Sekolah mulai dari tingkat pendidikan usia dini hingga tingkat Pascasarjana dapat diakses berkat Muhammadiyah. Belum lagi amal usaha lainnya seperti Panti Asuhan, Rumah Sakit, Lembaga Amil Zakat dan lain sebaginya. Tidak sedikit pula tokoh nasional yang lahir dari Sekolah-Sekolah dan Organisasi bernama Muhammadiyah. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa KH. Ahmad Dahlan pernah berpesan pada keluarganya dan juga sebagai pesan kepada seluruh warga Muhammadiyah "Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, Jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun