Saat mengikuti kuliah dhuha, saya melakukan live twit di akun twitter saya dengan tagar #kuliahdhuha. Isinya berupa rangkuman ceramah Muhammad Assad saat berbicara didepan jamaah Masjid Assyarif BSD. Mulai dari awal pembicaraan hingga akhir saya rangkum semua dalam bentuk live twit.
Saya dengan sadar melakukan live tweet saat mendengarkan beberapa hal penting dari Muhammad Assad. Karena memang saya yakin dengan melakukan kebaikan akan berbuah kebaikan juga. Meskipun disampaikan hanya dalam 130 karakter tapi saya berusaha semaksimal mungkin merangkum dengan baik. Mengapa 130 karakter? Karena jika di Retwit, isi twit tersebut tidak akan terpotong.
Kebiasaan live tweet ini memang saya dapatkan saat mengikuti kegiatan-kegiatan blogger. Tentunya dengan iming-iming hadiah. Kadang menang, tapi lebih banyak tidak menangnya hehehehe. Yang paling penting adalah semangat berbaginya. Dan diniatkan agar bisa bermanfaat untuk mereka yang membacanya di lini masa. Perlu keterampilan khusus jika ingin memenangi kontes live twit. Salah satunya saya berguru pada kang Harris Maulana dan Mbak Ichoel. Mereka berdua kerap kali menjuari kontes live twit.
Satu hal yang membuat saya merasa perlu melakukan live tweet adalah catatan-catatan dalam bentuk live tweet tersebut merupakan kerangka tulisan yang saya bangun. Sehingga pada akhirnya ketika saya tiba dirumah, saya bisa merangkainya kembali dalam tulisan utuh. Cara seperti ini memang sangat efektif membangun mood menulis. Sehingga ketika teringat dengan tweet-tweet tersebut, saya akan dengan mudah menjalin semuanya dengan lancar.
Saya rasa setiap blogger harus bisa mengambil manfaat lain dibalik live tweet, dan bukan sekedar ikut menyemarakkan lomba tapi juga semangat berbagi dan niat menuliskannya dalam sebuah tulisan. Disamping itu saya telah membuktikan manfaat lain dari live tweet.
Saat mengikuti Jakarta Art Award 2012 di Pasar Seni Ancol, kebetulan saya ikut lomba live twitpic. Alhamdulillah saya mendapatkan juara pertama untuk lomba twitpic dan juara kedua untuk lomba blognya. Kemudian berdasar dari rekaman peristiwa live twitpic tersebut saya rangkai kembali menjadi sebuah reportase. Reportase tersebut memang untuk dilombakan kembali. Sepulang dari acara saya langsung menuliskan reportasenya bahkan hingga saya baru tidur pukul 2 pagi. Tak diduga dan tak disangka ternyata tulisan saya memenangi hadiah kedua dengan hadiah berupa smartphone Samsung Galaxy Young.
Selain berkah reportase live twitpic, kemarin (04/11) saya membuktikan kembali cara tersebut. Saya melakukan live twit kegiatan kuliah dhuha di masjid Assyarif BSD dengan pembicara seorang motivator muda Muhammad Assad.
Meski tidak mendapatkan doorprize saat akhir sesi acara, saya tetap menuliskan reportasenya. Eh alhamdulillah tulisan saya dibaca oleh Muhammad Assad. Dan secara langsung dia memention saya ditwitter. Dia memberikan saya satu tiket gratis di acara seminarnya yang akan dilaksanakan di gedung Indosat pada tanggal 10 Nopember 2012.
Satu tiket seminar seharga 290 ribu rupiah. Dan saya mendapatkannya dengan cara mereportase kuliah dhuhanya. Alhamdulillah, memang berkah reportase tiada terduga.
Kini saya jadi semakin yakin bahwa live tweet yang mungkin tidak bisa memenangi perlombaan ternyata tetap bermanfaat untuk orang lain. Terutama untuk kita sendiri ketika ingin menuliskannya kembali dalam sebuah reportase singkat. Kadang dari tweet-tweet singkat bisa jadi bahan tulisan hingga menghasilkan tulisan yang panjang hingga berratus-ratus kata.
Maka saya nyatakan dengan ini bahwa live twit sangat bermanfaat bagi para blogger. Percayalah! Karena saya sudah membuktikannya untuk yang ke sekian kalinya.
Salam hangat dari @gurubimbel
http://dzulfikaralala.wordpress.com