Mendengar berita seperti itu Ibu Susi langsung panik. Tapi sebetulnya Ibu Sussi sempat tiga kali menghubungi telpon sekolah sebelum melakukan transfer. Sayangnya telpon sekolah selalu sibuk ketika dihubungi Ibu Susi. Sebetulnya Ibu Susi mengetahui beberapa nomor handphone karyawan administrasi Sekolah. Namun karena dalam kondisi panik mungkin ibu Susi tidak berpikir sampai kesitu.
Akhirnya Ibu Susi mentransfer uang sejumlah 12 juta rupiah pada rekening yang telah di sebutkan oleh penelepon gadungan tersebut. Penelepon gadungan tersebut sebetulnya meyakinkan sekali. Karena memperkenalkan nama palsunya dengan nama Miss Eni. Padahal di Sekolah saya tidak ada guru ataupun karyawan yang bernama Miss Eni.
Untunglah ketika Ibu Susi akan mentransfer uang tahap kedua, suaminya berhasil menghubungi telpon sekolah dan menanyakan perihal kondisi anaknya. Pihak administrasi sekolah menyatakan cukup kaget juga dengan kabar tersebut, karena siswa yang bersangkutan sebenarnya dalam kondisi baik-baik saja dan baru saja meninggalkan kantor administrasi Sekolah.
Akhirnya Ibu Susi dan suaminya baru tersadar telah menjadi korban peniupan. Kejadian ini sudah berulang kali terjadi di beberapa Sekolah. Tidak tertutup kemungkinan di sekolah negeri ataupun sekolah swasta.
Bila ada kejadian seperti ini yang perlu dilakukan orang tua adalah:
- Jangan PANIK!!!
- Usahakan berpikir rasional dan tidak menunjukkan kekagetan terlebih dahulu, karena biasanya penelpon akan membaca dari suara korban.
- Pastikan yang menelpon adalah pihak sekolah yang sudah dikenal. Jika belum dikenal mintalah untuk dihubungkan dengan wali kelas atau kepala sekolahnya.
- Cek dan simpan nomor-nomor penting sekolah, karena biasanya sekolah memiliki tidak hanya satu sambungan telpon. Catat pula nomor handphone wali kelas atau guru dan kepala sekolah.
- Pastikan kembali (cross check) dengan menelpon ke nomor telpon sekolah tentang kejadian yang disebutkan penelepon.
- Buatlah pertanyaan-pertanyaan jebakan pada si penelpon gadungan. Misalnya siapa nama lengkap wali kelas anaknya, nama lengkap kepala sekolah anaknya, alamat sekolahnya berada dimana. Pastikan sejelas-jelasnya bahwa memang yang menelpon tersebut benar-benar mengetahui semua informasi yang ditanyakan. Jika ada pertanyaan yang dijawab salah yakinlah bahwa itu adalah usaha penipuan.
- Mintalah pendampingan orang lain di rumah atau hubungi orang lain sebelum memutuskan untuk mentransfer sejumlah uang apalagi diatas satu juta rupiah. Sekali lagi jangan memutuskan untuk mentransfer terlebih dahulu sebelum mendiskusikannya dengan keluarga.
- Informasikan pada anak cara-cara berkomunikasi khusus hanya keluarga saja yang mengetahuinya misalnya dengan menggunakan sandi alfa dijawab beta agar anak pun bisa meyakinkan bahwa itu adalah dirinya, sebagai anggota keluarga sebenarnya jika harus berkomunikasi melalui telpon.