Dua tahun yang lalu tepatnya setelah lebaran si empok, begitu kami para pelanggan memanggilnya, mulai berjualan nasi persis di belakang ruko. Kebetulan satu-satunya akses pejalan kaki tepat berada di depan rumah kontrakan si empok. Saat itu warung nasi si empok masih menggunakan bangunan seadanya dengan kelengkapan satu buah kursi panjang lengkap dengan mejanya. Furniture sederhana itu jelas terlihat dibuat dari bahan/kayu bekas pakai.
KEMBALI KE ARTIKEL