Tulisan ini sebetulnya akan saya simpan rapat-rapat jika saja yang bersangkutan mau jujur dan berterus terang tentang ketiga akun yang saya pertanyakan. Saya sudah membicarakan hal ini dengan yang bersangkutan via pesan di Kompasiana. Tetapi karena tidak ada niat baik dari yang bersangkutan untuk menjelaskan masalah yang saya pertanyakan. Akhirnya inilah tulisan saya, tentang hal-hal yang saya pertanyakan disertai beberapa bukti dan fakta yang saya temukan.
Jika memang dugaan saya benar, hal ini bukalah sebagai ajang untuk menghakimi atau menyalahkan sesorang. Semua orang pasti pernah khilaf. Dan maksud dari tulisan ini semoga tidak ada orang lain yang menirunya kembali. Mudah-mudahan ini semua bisa jadi pembelajaran bagi kita semua.
***
Berawal dari tulisan saya "ah, komentarmu saja copy paste! Tulisanmu?" ternyata mendapatkan respon dari orang yang saya singgung. Setelah beberapa hari kemudian saya merasa ada yang aneh dengan komentar-komentar mereka yang serupa tapi tak sama. Terlebih lagi akun atas nama Iman Rachman, Novi Touristiani Susan dan Rifka Novia di Kompasiana ini memiliki tak lebih dari tujuh tulisan di profile mereka masing-masing. Kesemua tulisan mereka hampir memiliki tema yang sama, yaitu tulisan yang diikutsertakan pada beberapa lomba yang sudah pernah digelar dan masih berlangsung di Kompasiana.
Kecurigaan atau lebih tepatnya rasa penasaran saya bukan tanpa alasan terlebih sikap mereka yang cukup reaktif, meskipun itu wajar. Meski mereka menampik pertanyaan saya tentang orisinalitas tulisan mereka yang diikutsertakan pada lomba injeksi Yamaha. Ternyata saya menemukan ada beberapa kalimat yang persis sama diantara tulisan-tulisan mereka. Terutama antara tulisan Pak Iman dan Mbak Novi yang diikutsertakan pada lomba injeksi Yamaha. Dugaan kuat juga bahwa ketiga akun tersebut hampir berbarengan dibuat pada bulan Oktober 2011, meskipun dengan tanggal yang berbeda.
Lucunya Pak Iman ini mengakui bahwa tulisannya yang diikutsertakan pada lomba injeksi Yamaha tersebut kerap diedit jika ada tulisan yang kompasianers lain yang berbobot untuk melengkapi tulisannya yang sudah di publish. Ini juga yang semakin menguatkan rasa penasaran saya. Emang boleh ya tulisan untuk lomba yang sudah di publish kemudian di edit terus menerus hingga batas waktunya berakhir? Meskipun Pak Iman bisa saja menampik bahwa tidak ada peraturan yang mencantumkan demikian. Tapi dengan cara mengutip tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumber kutipannya, jelas melanggar peraturan dan kode etik di Kompasiana.
Timbul pertanyaan, mungkinkah jika ketiga akun tersebut dikelola oleh orang yang sama? Entah itu oleh Pak Iman, Mbak Novi atau Dek Rifka. Apalagi tulisan mereka sama-sama membahas tema-tema lomba di Kompasiana. Ada dugaan bahwa ketiga akun tersebut di kelola oleh orang yang sama. Tentu hal ini akan memperbesar peluang ketika tulisan-tulisan tersebut di ikut sertakan dalam sebuah perlombaan.
Kemudian saya memutuskan untuk mencari tahu siapakah akun bernama Novi Touristiani Susan di Google. Ternyata akun yang bernama Novi sudah punya pengalaman memenangi lomba sebuah penulisan cerita yang diadakan oleh sebuah perusahaan nasional. Bahkan tulisannya pun dibukukan oleh pihak perusahaan penyelenggara lomba. Dan juga percetakannya pun percetakan besar, yaitu Gramedia. Kenapa saya memulainya dengan nama Mbak Novi? Naluri saya mengikuti pepatah yang mengatakan bahwa "Dibalik laki-laki yang hebat pasti ada perempuan yang sangat luar biasa". Yah dan hasilnya memang berbuah manis.
Selain informasi itu Mbak Novi ini sepertinya seorang entrepreneur yang membuka usaha kue kering. Biografi dalam profilnya pun kuat sekali bahwa Mbak Novi ini hanya memiliki satu anak, yaitu Rifka Novia. Nampaknya usaha Mbak Novi ini cukup sukses dan terlihat bahwa mereka adalah keluarga berada yang memiliki sebuah mobil sedan dan terlihat juga kulkas dua pintu dalam fotonya yang sedang menghiasi kue pesanan. Foto tersebut masih terpampang dengan jelas di blognya.
Kecurigaan saya tentang tulisan mereka yang hasil copy paste bisa dibuktikan dengan membandingkan kedua tulisan mereka dalam lomba injeksi Yamaha. Meskipun copy paste ini dilakukan dengan meng copy tulisan pasangannya sendiri. Tulisan Pak Iman meski tak serupa namun memiliki alur yang sama dengan tulisan Mbak Novi dalam lomba injeksi Yamaha, bahkan gambar-gambar yang ditampilkan memiliki unsur yang sama yaitu tentang uang, karburator, pompa bensin dan beberapa motor yang sumbernya pun persis sama. Apakah ini sebuah kebetulan? Beberapa kalimat pun nyaris sama dari setiap kata yang dituliskannya. Hanya saja untuk menyamarkan ketelitian pembaca, memang ditempatkan secara acak dan dipisahkan dengan beberapa spasi dan alinea. Apakah memang dibolehkan demikian? Menurut saya jelas tidak! Dalam setiap lomba yang sangat dihindari adalah menjiplak tulisan orang lain dengan mengakui sebagai tulisannya. Ada beberapa bukti yang saya ambil dari kedua tulisan mereka berdua.
Lalu apakah dibenarkan jika seorang suami/istri copas tulisan istrinya/suaminya? Ataukah dihalalkan menggunakan akun anaknya agar memenangi lomba meskipun itu adalah tulisan bapaknya atau ibunya? Meskipun semuanya tentu dikembalikan pada juri yang menilai. Tapi saya pikir kode etik penulisan tetap harus ditegakkan. Tidak mungkin lah ada dosen yang meluluskan pasangan suami istri dengan skripsi yang nyaris sama.
Entahlah siapa yang berdusta disini. Kecurigaan orang awam seperti saya tentu sangat wajar jika ketiga akun tersebut dikelola oleh satu orang. Terlepas bahwa orang-orang yang ditampilkan disana fiksi atau bukan. Rasanya ini adalah bentuk kecurangan yang nyata jika dugaan saya terbukti benar. Tolong dicatat ya ini memang masih dugaan sementara. Tapi dengan fakta-fakta yang saya sodorkan silahkan dikomentari teman-teman kompasianers lainnya.
Jika memang Pak Iman dan Mbak Novi bisa membuktikan bahwa tulisan mereka itu orisinal silahkan dibantah fakta-fakta yang saya ajukan ini! Saya sangat mengharapkan keterbukaan keluarga Pak Iman untuk menceritakan dengan gamblang ada apa dibalik ketiga akun tersebut? Ini menyangkut kredibilitas tulisan-tulisan lainnya yang mungkin sudah dipublish atau bahkan sudah menang dalam perlombaan serupa.
“Saya cukup kecewa dengan komentar pak Iman yang terkesan tulus tapi palsu di lapak saya. Bersikap seolah bijaksana dan menganggap dirinyalah yang lebih hebat dengan bantuan akun keluarganya! Ini bener-bener gila!”
Bukti bahwa mereka ternyata satu keluarga saya dapatkan dari tulisan mbak Novi di lomba yang berbeda. Terlihat sangat jelas di foto tersebut Pak Iman memiliki foto yang serupa dengan foto yang ada di akun kompasiana. Hanya saja foto di akun kompasiananya sudah di crop. Sedangkan foto mbak Novi dan anaknya Rifka memang sedikit berbeda karena polesan make up. Kalau kurang jelas silahkan di zoom saja fotonya. Saya juga menyertakan foto-foto mereka di akun kompasiana sebagi pembanding.
***
Akhir kata saya sadar bahwa seseorang bisa saja berbuat kesalahan. Sama seperti yang lainnya saya juga pernah tersandung di kompasiana apalagi di kehidupan ini. Tulisan ini dalam rangka mengingatkan bahwa kita adalah saudara sebangsa bahkan mungkin seagama dengan Pak Imam, Mbak Novi dan dek Rifka. Saya harap Pak Iman bisa legowo menerima tulisan saya ini. Silahkan dijawab karena saya yakin kompasiana akan memberikan hak jawab. Tidak ada sedikitpun niat untuk mendiskreditkan sesorang disini. Belajar dari kasus Ramaditya seorang tunanetra yang pernah kesandung kasus plagiat,tapi akhirnya bangkit kembali. Hukuman sosial mungkin kejam tapi sekali lagi jangan patah arang jika memang kesalahan itu tidak disengaja apalagi kekhilafan semata. Toh publik akan memaafkan juga.
Saya juga pernah di kritik pedas oleh bang Andy Syoekri Amal, seorang kompasianer senior dan populer. Memang pedih dan pahit. Tapi itu yang membuat saya bangkit. Yah anggap aja vitamin lah. Tulisan itu masih saya simpan sebagai bahan pembelajaran bagi saya. Apalagi dari kasus itu saya kenal bang Firman yang begitu bijak menenangkan saya. Saya jadi memahami maksud baik dibalik kritik bang Andy.
Selain itu saya juga pernah tersandung masalah foto bang Joseph Arimatea yang saya ambil dari facebook sebuah agen perjalanan milik mantan murid saya Ryan Nugraha tentang Pulau Tidung dan saya pajang di kompasiana tanpa izin dari pemilik foto. Permasalahannya muncul ketika tulisan itu di hybrid di kompas.com. Alhamdulillah admin memahami kealpaan saya dan bang Joseph Arimatea pun memahami kekhilafan saya. Tulisan itupun termasuk tulisan memiliki hits cukup tinggi.
Silahkan Pak Iman membuktikan kalau memang bapak berjiwa besar dan bisa berlapang dada atas segala kritikan.
Inilah penelusuran saya;
Ketiga akun hampir berbarengan di buat pada bulan Oktober 2011.