Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Waspadai Pelecehan Seksual di Rumah Hantu

26 Desember 2011   12:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:44 1348 3
Rumah hantu semakin marak di mall-mall ibukota hingga pinggiran. Rumah hantu ini sejenis hiburan bagi mereka yang ingin menguji keberanian. Didalamnya biasanya berisi hantu-hantu khas Indonesia seperti pocong, kuntilanak hingga tuyul. Rumah hantu sering sekali menghiasi arena pasar malam. Tarifnya tidak terlalu mahal, mulai dari lima ribu hingga lima belas ribu rupiah sekali masuk.

Rumah hantu saat ini sangat berbeda dengan rumah hantu pada era tahun 90-an. Pada tahun itu rumah hantupun sudah cukup populer. Yang membedakannya adalah saat itu penghuni rumah hantu berupa sebuah robot yang didandani menyeramkan mirip seperti hantu-hantu yang ada di televisi. Mereka bergerak sesuai dengan settingan. Mulai dari yang melambaikan tangan hingga yang keluar secara tiba-tiba dari peti mati. Hantunya cukup beragam, mulai dari yang lokal hingga interlokal. Hantu interlokal seperti Vampire, Mummy dan Zombie. Hantu-hantu Indonesia saat itu memang kalah pamor. Namun sekarang jiwa kehantuan kita barangkali bangkit menjadi lebih nasionalis terbukti dari hantu-hantu Indonesia yang mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Mulai dari suster ngesot yang sangat fenomenal sampai diimitasi untuk ngerjain orang hingga sundel bolong yang dilengkapi tali seperti naik flying fox, sehingga seolah-olah melayang-layang diudara.

Rumah hantu saat ini nampaknya mengalami kemajuan. Hantu-hantu lebih hidup dan dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung. Hantu-hantu berdandan semirip mungkin dengan hantu-hantu yang sering muncul di televisi. Semakin mereka berdandan dengan seram akan semakin sukses pula misi mereka menakut-nakuti pengunjung. Asessoris pun dapat dipakai dalam rangka melengkapi misi mereka.

Namun ada yang perlu diwaspadai ketika masuk ke rumah hantu. Pengalaman buruk menimpa beberapa keluarga dan murid saya. Meskipun kejadian ini terjadi pada era yang berbeda. Yang pertama adalah jangan pernah masuk rumah hantu sendirian. Karena biasanya ada beberapa orang yang dapat memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan kejahatan. Misalnya kakak saya yang pernah kecopetan di dalam rumah hantu. Pelakunya memang bukan hantu tapi berwatak hantu. Mengambil apa yang bukan menjadi miliknya. Ketika sedang dalam keadaan mencekam ada beberapa orang yang sok akrab ikut dalam rombongan sambil berpegangan seperti main kereta api. Ternyata orang tersebut mengincar dompet kita ketika kita lengah. Cerita tersebut terjadi pada tahun 90-an.

Yang kedua adalah waspadai hantu-hantu berupa manusia yang bisa saja berbuat jahil terhadap kaum perempuan. Bisa saja ada salah satu diantara mereka yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pelecehan seksual. Seperti meraba atau memegang bagian-bagian tubuh yang sensitif. Tentu dalam keadaan takut biasanya perempuan hanya berpikir satu "gimana caranya supaya bisa cepat keluar dari rumah hantu". Kejadian ini menimpa murid saya. Beberapa dari mereka secara sadar merasa diperlakukan tidak senonoh di rumah hantu. Beruntung mereka masuk secara rombongan, dan akhirnya hantu mesum itu digebukin ramai-ramai. Tak cukup memang, tapi minimal membuat si oknum hantu jera agar tidak mengulangi perbuatan yang sama. Jika berbuntut ke pengadilan, mana ada pengadilan yang mau menerima perkara "hantu". Perkara manusia saja suka tenggelam apalagi yang tak kasat mata hehehehe....

Dan yang terakhir tentu upaya preventif lebih baik dilakukan. Seperti mengamankan barang berharga untuk dititipkan pada petugas atau pada salah seorang teman yang tidak masuk ke rumah hantu. Masuk secara berkelompok sangat disarankan kecuali pasangan muda yang justu pacarnya sendiri yang cari kesempatan. Yang jelas memang tidak semua rumah hantu demikian, tetapi kewaspadaan tetap menjadi hal yang utama. Disaat liburan seperti ini mudah-mudahan para hantu bisa mencari nafkah dengan halal dan tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun