Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Jurus Jitu BI Menjaga Stabilitas Harga pada Bulan Ramadhan

16 Juli 2014   18:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:09 148 3

Jumat sore, 11 Juli 2014 hampir seratus kompasianer diundang oleh Bank Indonesia untuk ngobrol bareng tentang inflasi pada bulan Ramadhan. Berlokasi di Gedung MH. Thamrin, hadir beberapa narasumber dari Bank Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian keuangan. Dipandu oleh moderator dari kompas.com, mas Heru Margianto yang juga sebagai wakil redaksi pelaksana kompas.com membawakan diskusi yang sejujurnya memiliki tema berat namun dibawakan dengan gaya yang sangat santai dan jauh dari kesan formal. Hadir pula sesepuh Kompasiana, kang Pepih Nugraha dengan atasan biru dan celana khas denimnya yang membuatnya selalu terlihat tampil muda dan bergaya.

Menurut pantauan BI, secara historis inflasi atau kenaikan harga terutama harga bahan pokok terjadi terutama pada saat menjelang Ramadhan, selama Ramadhan dan menjelang Lebaran. Setelah itu biasanya ada koreksi harga satu bulan setelah lebaran. Setelah diteliti ternyata penyumbang inflasi selama Ramadhan adalah kota-kota besar di Jawa, kawasan Sumatera dan kawasan timur. Beberapa kota yang termasuk memiliki tingkat inflasi tertinggi adalah Pangkal Pinang, Bengkulu, Samarinda, Balikpapan dan di Jawa adalh Depok dan Bekasi.

Kenaikan harga memang cenderung terjadi pada saat menjelang Ramadhan dan Hari Raya. Namun, tahun 2014 ini gejolak kenaikan harga terasa tidak terlalu ramai dibicarakan oleh masyarakat karena kenaikan harga pada saat Ramadhan sudah lumrah dan dianggap sebagai budaya tahunan. Apalagi berbarengan dengan pemilihan presiden yang begitu menyita media televisi nasional sehingga lupa memantau kondisi perekonomian rakyat. Hiruk pikuk pemilihan presiden nampaknya juga menjadi salah satu faktor beberapa kenaikan harga dianggap tidak terlalu penting bahkan signifikan karena proses panjang pilpres yang juga membuat dua kubu semakin panas. Tapi, untunglah BI tidak juga terlena dan tinggal diam. TIP dan TPID melakukan beberapa langkah preventif dalam upaya menjaga stabilitas harga sehingga tidak terjadi kenaikan inflasi.

Salah satu alasan mengapa inflasi di kota-kota besar yang telah disebutkan itu tinggi adalah karena proses distribusi yang tidak berjalan dengan lancar. Misalnya ketika barang dikirim dari pelabuhan ke Bekasi atau Depok harus transit dulu ke Jakarta. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan inflasi terjadi cukup tinggi di dua kota tersebut meski notabene termasuk dalam kawasan satelit Jakarta. Selain faktor tersebut ada beberapa persoalan yang bisa mendorong kenaikan inflasi diantaranya adalah kondisi cuaca yang bisa memengaruhi hasil panen, kenaikan tarif listrik pada awal Juli pun memicu terjadinya inflasi, rencana kenakikan tarif transportasi menjelang lebaran pun dianggap berpotensi memengaruhi inflasi dan yang terakhir adalah rencana kenaikan harga LPG ukuran 12 kg sudah bisa juga menimbulkan gejolak terhadap pengusaha dan rumah tangga menengah yang juga berkontribusi terhadap kenaikan harga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun