Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Waktu yang Mengantar Kisah Jadi Sejarah

2 Mei 2013   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:15 324 0

RESENSI BUKU SEWINDU – TASARO GK

Penulisnya memaknai buku ini tentang cinta. Aku menyebutnya buku tentang mimpi.

Bagi Tasaro GK, buku ini adalah pemaknaan cinta dalam kehidupan pernikahan dan keluarga besarnya. Bagaimana dia memandang kehidupan tahun awal pernikahan di rumah mertua, berburu rumah idaman, mengatasi riak-riak kecil antara dua individu berbeda sifat dalam satu atap, pengharapan jungkir balik menunggu momongan, dan meracik mimpi ke depan. Sewindu, 8 tahun, terasa pendek untuk dijalani dalam sebuah pernikahan tapi cukup berwarna digambarkan.

Buku ini penuh mimpi. Mimpi seorang penulis yang mewakili penulis-penulis lain. Bermimpi profesi seorang penulis bisa diakui dalam KTP. Bermimpi profesionalisme penulis dihargai laiknya dokter, dosen, pilot dan posisi bergengsi yang sudah dikenal masyarakat. Bermimpi mendirikan sebuah kampoeng boekoe. Bermimpi semua anak cinta buku. Bermimpi menyebarkan ilmu menulisnya pada siapapun yang tertarik menjadi penulis profesional. Bermimpi memaknai setiap detik kehidupan dalam tulisan. Dan itulah yang dilakukan penulis buku Sewindu. Dia memiliki cara yang tidak biasa dalam memaknai perjalanan hidupnya.

Cinta itu tentang waktu, kata penulisnya. Aku bilang mimpi-mimpi akan terwujud seiring berjalannya waktu.

Siapa sangka sosok Tasaro yang ramai cukup sentimental dalam untaian kata-katanya. Pembaca yang mudah tersentuh pasti mengangguk sampai menitikkan air mata menikmati renungan-renungannya. Seperti rekaman tulisan pasca kelahiran putra pertama mereka. Di mana lagi kutemui perempuan semacammu, seikhlas, seperkasa, seinspiratif dirimu? Persembahan paling menyentuh dari seorang suami kepada isterinya. Ibu rumah tangga mana yang tidak bangga. Pun, wanita pekerja kantoran akan merasa dihargai kemandiriannya.

Aku tertarik membeli buku ini karena ghirah seorang tasaro dalam dunia penulisan. Masih baru aku mengikuti facebook-nya di tasaro gk juru dongeng tentang penulisan antitesa. Aku jelas ingin tahu sehebat apa dia sebagai seorang penulis. Teori-teori dia dibilangan penulisan, boleh dibilang mencerahkan. Apakah dalam prakteknya dia memang sebegitu bagus? Oke akhirnya aku beli juga buku sewindu. Inilah kulikan waktu yang merekam perjalanan hidupnya.

Sepuluh tahun dia membangun karir. Berawal sebagai wartawan. Lima tahun berikutnya menjajagi karir sebagai editor. Intens menulis novel sejak memenangkan lomba FLP dengan judul Wandu, diteruskan dengan buku Nibiru dan Ksatria Atlantis, Trilogi Muhammad sang Pewaris Hujan. Kecintaannya terhadap keluarga dan tentu saja dalam menulis membuat dia memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai editor manager. Keputusan yang cukup riskan. Mengingat profesi penulis belum banyak diperhitungkan selain sebagai pekerjaan sampingan. Semakin dipertanyakan, semakin membubunglah produktifitas menulisnya. Tahun 2013 saja bukunya sudah terbit dua sampai april ini. 7 Keajaiban Rizeki dan Sewindu. Waktulah yang membuktikan dia tetap eksis.

Membaca biografi penulis rasanya aneh juga kalau penulis tersebut adalah seorang yang masih cukup muda berkecimpung di dunia penulisan. Sosoknya belum seinspiratif Habibie, Dahlan Iskan, atau Chairul Tanjung. Buku-bukunya pun masih dibilang belum semeledak Habiburrahman, Andrea Hirata atau Dewi Lestari. Tapi membaca biografi yang satu ini ada yang beda. Bukan inspirasi dari pengalaman masa lalu yang kutangkap. Tapi sebuah inspirasi dari mimpi yang sedang dirajutnya. Mimpi yang harus dibuktikan dengan perjalanan waktu.

Semangat lain yang ditebarkan dalam buku ini adalah totalitasnya dalam menulis buku. Full referensi. Full energy. Novelisasi kisah hidup Rosulullah SAW dibuatnya tidak hanya dengan buku-buku kisah Rosul SAW tapi juga dengan bersandar pada Quran, Hadist. Pun, masukan-masukan cendekia buku dia kejar. Buku yang sedang dia garap saat ini adalah kenangan sang Ibunda, seorang guru tiga jaman. Tasaro total berlari dari satu kota kenangan ke kota sejarah tempat ibundanya tinggal: Malang, Gunung Kidul, Jogja. Untuk merasakan suasana hati dan semangat juang ibundanya saat merangkum kisahnya. Yang dia kejar adalah menangkap makna-makna tulisan ibunda yang masih terserak.

Mimpi mendirikan Kampoeng Boekoe aku temukan di bagian dua buku ini. Bombastis, Imajinatif, Out of reach. Masyarakat sekelilingnya berpikiran seperti itu. Karena konteks pemikiran dan keinginan masyarakat sekitarnya sangat beragam dan kompleks. Bagi kaum pecinta buku, mimpi itu sangat ditunggu-tunggu. Sebuah sejarah berasal dari sebuah mimpi, bukan? Mimpi para pejuang untuk merdeka, mimpi para pemuda dalam sumpah pemuda 1928 untuk bersatu, mimpi Bung Karno untuk mendirikan negara sendiri semuanya akhirnya terwujud. Sidney Sheldon, Walt Disney, Steven Jobs, Albert Einstein, mereka awalnya memiliki mimpi. Dengan kerja keras yang cukup berat dan jungkir balik akhirnya mimpi itu terwujud. Meski membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pembuktiannya.

Pun dengan mimpi seorang Tasaro GK. Membaca kisah-kisahnya, keputusan-keputusan dalam hidupnya, pencapaian-pencapaiannya, suatu saat mimpi itu nyata adanya. Berpijak dari mimpinya itu dia membuat pelatihan menulis online yang bisa diakses siapa saja di mana saja. Menyisipkan mimpi itu secara halus dan menebarkan semangat menulis dan menciptakan sebuah tulisan-tulisan yang bermakna. Siapa tahu Kampoeng Boekoe bisa ditebarkan ke segala penjuru negeri ini.

Buku terbitan Metagraf imprint Tiga Serangkai ini menyuguhkan buku inspiratif yang sangat berwarna. Tidak hanya dalam tulisannya, namun juga ilustrasinya. Buku ini dibagi menjadi dua babak. Bagian pertama bercerita tentang sejarah cintanya selama delapan tahun. Bagian kedua memaparkan mimpi-mimpinya. Dan kedua cerita itu ditautkan oleh waktu. Waktu sebagai pengantar kisah menjadi sejarah. Dan waktu sebagai pengantar mimpi menjadi realita. Sejatinya dia menunjukkan makna waktu bagi masa lalu dan masa depan seseorang.

Aku menyebut buku sewindu ini buku penyiram mimpi. Mimpi bagi siapa saja yang sedang menanjaki kehidupan dan mau memaknai setiap waktunya.

BUKU: SEWINDU

PENGARANG: TASARO GK

PENERBIT: METAGRAF imprint TIGA SERANGKAI

TAHUN TERBIT: Maret 2013

JUMLAH HALAMAN: 381

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun