Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kisah Awal Mendebarkan di Ramadhan 2014

29 Juni 2014   04:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:21 43 1


Bismillahhirrahmanirrahiim. Assalamualaikum Wr.Wb.

Pengalaman pertama saya tahun ini tidak memulai ramadhan bersama orang tua. Ya, tahun ini karena tuntutan kuliah yang mengharuskan pulang kampung lebih lambat. Sehingga saat ini diriku memulai awal bulan ramadhan dengan berada di kampung rantauan dan bersama teman-teman seperjuangan yang masih bertahan disini.

Perasaan hati saat ini bercampur aduk antara sedih, senang, rindu, dan was-was… sedih karena tidak bisa mengawali puasa bersama orang tua seperti biasa. Senang karena pernah dan bisa merasakan suasana ramadhan di kampus bersama. rindu akan sahabat-sahabat dan adik-adik yang sudah lama tidak berjumpa dan berinteraksi dengan mereka. dan Was-was karena takut sahurnya kebablasan karena tidak ada yang membangunkan selain alarm yang terkadang tak terdengar apabila tubuh ini sangat lelah dalam tidur.

pengalaman yang paling berkesan menurut saya adalah malam ini. ketika saat hendak pergi tarawih di kampus. Ketika itu saya menginkan untuk bisa berada di shaf terdepan. Oleh karena itu Saya datang lebih awal. ketika itu pada saat selesai adzan dikumandangkan segera saya mencari tempat untuk melaksanakan sholat sunnah. Tetapi saya tidak mendapatkan tempat yang paling depan. Tepatnya saya berada di baris kedua.

Ketika itu saya melihat di depan saya adalah Prof. Dr. H. Zamrudin Hasid(Rektor Universitas Mulawarman). Saat itu beliau juga ditemani oleh Pembantu Rektor tiga Bapak Prof. Helminuddin dan beberapa pejabat-pejabat kampus lainnya yang ikut sholat tarawih perdana.  Timbulah dalam hati saya perasaan bangga bahwa pimpinan perguruan tinggi memiliki atensi yang baik terhadap spiritualnya, sehingga mampu dijadikan contoh untuk mahasiswanya.

Ketika iqamah dikumandangkan secara tidak sengaja ada tempat kosong tepat berada di sebelah kiri Bapak Rektor dan tempat kosong itu tepat berada di depan saya. Maka tidak menyia-nyiakan kesempatan lagi saya langsung mengisi tempat yang kosong tersebut. Akhirnya dimalam pertama ini saya sholat di shaf yang pertama dan tepat berada disamping orang besar yang saya kagumi ini.

Semoga kedepannya saya bisa mengikuti jejak langkah beliau menjadi orang besar yang menulis sendiri sejarahnya dan akan terkenang dengan amal perbuatan baiknya meski sudah tak berada di dunia ini lagi. Karena itu menjadi pemberat timbangan yang akan memasukkan kedalam surga Allah SWT.

Samarinda, 28 Juni 2014 10:26 PM

Ahmad Fadli

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun