Dalam pembacaan Alkitab yang diambil dari Injil Matius 1:18-25 yang menceritakan tentang kelahiran Yesus Kristus. Pendeta O.S. Towoliu-Tingginehe, S.Th, mengajak Warga Binaan untuk merenungkan makna kata "Imanuel," yang berarti "Allah menyertai kita." Pesan ini disampaikan untuk menguatkan hati Warga Binaan bahwa di tengah situasi sulit sekalipun, kehadiran Allah senantiasa memberikan penghiburan dan harapan.
"Natal adalah perayaan kasih Allah yang nyata dalam kehidupan kita. Imanuel menjadi pengingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, meskipun dalam keterbatasan dan kesulitan seperti yang kita alami di sini," ujarnya.
Dalam suasana yang penuh damai, ibadah ini tidak hanya menjadi momen refleksi rohani tetapi juga dirangkaikan dengan pemberian remisi khusus Natal bagi Warga Binaan. Kepala Lapas Tahuna, Iskandar Djamil, menyerahkan secara simbolis remisi Natal kepada Perwakilan Warga Binaan,
Dalam kesempatan tersebut, Iskandar Djamil, membacakan sambutan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan yang menekankan pentingnya momen Natal untuk merefleksikan nilai-nilai kasih, pengampunan, dan rekonsiliasi. "Natal adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kehidupan, memperbaiki kesalahan, dan melangkah maju dengan semangat baru," ujarnya.
Sebanyak 66 orang Warga Binaan menerima remisi khusus Natal tahun ini. Dari jumlah tersebut, tiga orang di antaranya langsung dinyatakan bebas dan dapat kembali ke tengah-tengah keluarga mereka.
Ibadah Natal di Lapas Tahuna tahun ini menjadi momen istimewa yang menyentuh hati banyak orang. Tidak hanya menyegarkan iman, tetapi juga memberikan harapan baru bagi para warga binaan untuk melangkah ke depan dengan optimisme dan semangat yang baru. Dengan semangat Natal, Lapas Tahuna kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi tempat pembinaan yang mengedepankan kasih dan kemanusiaan.