Langkahku terasa berat melangkah, ketika harus melewati masa-masa kritis dalam berumahtangga. Ada masanya aku enggan bangun, tuk menatap indahnya pagi. Karena dibayangin ocehan nenek lampir yang akan memberangusku dan anakku. Semua terasa mengerikan. Rumah yang nyaman berubah seperti neraka. Tiap hari aku menangis dan terus bertanya pada Tuhan “kenapa aku?”
KEMBALI KE ARTIKEL