Kali ini, saya ingin menulis tentang “santet” kata yang membuat perut saya kaku dan merinding, ngeri yang hampir merenggut nyawa ayah saya. Padahal ayah adalah seorang yang sabar, nrimo, rajin ibadah dan hidupnya tak pernah neko neko sayangnya ada saja yang iri karena melihat Abah telah sukses mendidik anak - anaknya. Tanpa pernah menjadi benalu orang lain. Entah sukses yang bagaimana menurut mereka, padahal kehidupan kami biasa saja.