Bukan hanya guru yang senang kurikulum 2013 di hentikan. Sayapun sebagai seorang emak juga melonjak kegirangan.
Gimana nggak girang, selama ini saya ikut stress mikirin pelajaran anak saya. Tiap hari anak saya pulang dalam keadaan letih, mana pekerjaan rumahnya banyak pula. Jadi tiap hari belajarnya kurang focus karena banyaknya pelajaran yang harus di pelajari dalam satu waktu. Apalagi kalau ulangan fiuh! Saya saja yang mendampingi belajar ikut uringan-uringan. Saya berguman opo nggak mikir yang membuat kurikulum ini? Bayangkan saja kawan, bila ulangan yang di pelajari bukan hanya satu pelajaran tapi nyampur nyampur kek nasi campur yang di campur soto, gudeg, rujak cingur, lodeh dan syur asem yang nggak berkaitan sama sekali. Coba dirasain enak nggak?yang bilang itu enakā¦orang aneh mah.
Gimana anak bisa belajar tenang dan nyaman bila pikirannya banyak terpecah yang satu mikir rumus matematika yang satu mikir hafalan yang satu mikir ketrampilan atau pendidikan jasmani. Hola! Multitasking job yang nggak karuan, akhirnya jadi gempor sendiri. Belajar nggak cukup satu jam, berjam jam baru selesai. Jiahhhh kapan mereka punya waktu untuk bermain? Emangnya enak otak di cekoki sama pelajaran melulu, bukannya fresh malah makin jlimet, kruel kruel seperti mie kriting.
Karena kasihan, saya nggak mau forsir anak saya, biarkan saja dia belajar apa yang dia suka, dengan catatan waktu belajarnya sudah kita atur. Ketika dia bosan dan meminta ijin buat bermain ya tak masalah. Kami biarkan saja dia main computer atau tang tung tang tung bermain Keyboard memainkan beberapa lagu. Setelah dirasa cukup istirahatnya baru dia lanjutkan belajar lagi.
Untuk kedepannya semoga kurikulum tidak di ganti lagi. Bila di gantipun harus bener bener disiapkan dan di observasi apakah guru dan anak didik nyaman dan ada peningkatan mutu anak didik apa tidak. Jangan ABS ( asal bapak senang) tanpa pernah meriview lagi. Anak sekolah buat belajar ilmu bukan belajar STRESS!!!!