Aku bertekuk lutut menatap tiang
Entah apa yang sedang ku gelisahkan
Rasanya berkecamuk hati & pikiran
Hati memaksa untuk terus maju
Namun otak berbisik "takdir takkan memihakku"
Ku biarkan mereka asyik berperang
Aku hanya ingin melihat siapa yang menang
Lama, akhirnya mataku pun terdedah
Penuh air mata, hati pun turut mengalah
Lebih baik mencoba bersikap biasa
Daripada melawan takdir yang nyata
Istirahatlah wahai hati
Masih banyak yang perlu kau urusi