Seroja percepat langkah hampir setengahberlari. Ia tidak sabar untuk segera sampai ke rumahnya bertemu dua buah hatinya, Arindi dan Saktya. Tak sabar pula ingin bersimpuh dikaki emak dan ingin menghambur dipelukan suaminya, Mas Marno. Sementara matahari sudah berwarna jingga, hari hampir gelap. Dua tas besar ditentengnya ditambah ransel di punggungnya terasa mengganggu langkahnya. Ia tak perdulikan sekelilingnya, ia hanya ingin cepat sampai ke rumahnya di desa Sukapura, dilereng gunung Bromo.