Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Di Manakah Jati Diri Negara Kita?

20 November 2013   16:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:54 60 0
Disini saya akan mengutip tentang 'SARASEHAN' yang sempat saya ikuti tadi siang. Bahwasannya disana di bahas mengenai tradisi dalam mengungkap jati diri. Awalnya saya sama sekali tidak tertarik, karena saat itu saya mengikuti hanya karena iseng-iseng saja, tetapi kemudian setelah muncul berbagai tanggapan dan pertanyaan, saya mulai tertarik dan menyimak dengan serius. Dari berbagai pertanyaan dan tanggapan, edikit kesimpulan yang saya dapat adalah bahwasannya tradisi dan budaya di Indonesia ini sudah hampir lenyap, hal yang paling kecil yang tidak pernah kita sadari adalah kita telah melupakan jati diri kita sendiri, kita tidak mengetahui apa yang sesungguhnya menjadi tradisi dan budaya kita sendiri, kita tidak mengenal dengan baik diri kita sendiri, dari TK, SD kita sudah di cekoki bahasa luar negeri, dan itu di bangga-banggakan, misalnya ada anak yang juara dalam lomba pidato bahasa luar negeri orang tuanya bangganya minta ampun. Sedangkan jika bahasa Indonesianya nilainya jeblok tidak pernah di urus. Malah parahnya lagi bahasa Jaw, bahasa tradisi yang menurut saya sangat begitu penting, sudah lenyap entah kemana. Ingatkah kalian "BABAD JAWI" yang pernah di bawa ke Inggris hingga jumlahnya 10 gerobak? Orang luar negeri sibuk datang ke Indonesia hanya untuk mempelajarinya dan hebatnya lagi orang Indonesia memberi tahukan secara mendetail semua isi-isi "BABAD JAWI" tersebut. Sedangkan orang Indonesia sama sekali tidak pernah mempelajari, boro-boro mempelajari bahkan mungkin mengingat dan mengetahui saja tidak. Padahal negara kita ini sebenarnya kaya, kita bisa hidup tanpa luar negeri, kita punya minyak, punya batu bara, emas, perak dan masih banyak kekayaan yang lain yang dapat kita olah sendiri. Mungkin kalau di analogikan Indonesia ini adalah bulu yang masih ada kulit ari,dalamnya ada urat nadi,saraf,tulang dsb. Allah telah memberikan kekayaan yang melimpah ruah kepada negara kita, kenapa kita tidak mensyukuri dan mengolahnya dngan sebaik mungkin?. Malah kita mengexpor keluar negeri dari bahan mentah yang murah, di olah oleh pihak luar negeri dan kita membeli lagi dengan harga yang sangat mahal. Bahkan coklat sekalipun dari Indonesia di jual ke luar negeri dengan harga yang sangat murah, dan kita membeli misal hanya untuk "VALENTINE" saja harga coklat sudah semahal nasi beberapa bungkus.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun