Aku berjalan tertatih, baru saja pulang dari lingkaran mimpi, dan namamulah yang tereja dalam bisikan bibirku. Padahal segalanya sedang pekat terasa, segala irama terdengar seperti bisikan para iblis yang berpentas di panggung orkestra. Namun keherananku adalah ketika mata belo dan kening lebarmu tiba-tiba yang nampak, susunan abjad namamu lah yang terangkai di sekitar otakku. Aneh bukan?