Identitas bisa berupa apa saja. Identitas mengacu pada satu ciri khas. Keunikan. Identitas juga menegaskan entitas individu itu sendiri.
Identitas, dalam konteks masa kini kian penting untuk diteguhkan. Konon, suatu bangsa yang terpuruk bukanlah bangsa dengan GDP terendah, pantai terjelek, atau jumlah penduduk paling sedikit. Bangsa yang terpuruk itu bangsa yang tanpa identitas.
Identitas disederhanakan dengan sebuah nama kecil, singkatan, ataupun logo. Untuk yang terakhir inilah yang paling menarik untuk dicermati. Mulai dari logo sederhana hingga logo yang luar biasa ekstrim dan kompleks.
Cerita menarik ada pada logo Apple yang sengaja tergigit supaya tak diartikan sebagai buah tomat. Bahkan BlackBerry pun dipilih karna cenderung memberi rasa bahagia bagi pendengarnya. Juga cerita pengundian koin untuk menentukan Hewlet Packard atau sebaliknya Packard Hewlet.
Namun ada yang begitu menggelitik. Di penjuru dunia semua manusia menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. HAM menjadi penyelamat kaum minoritas. Di banyak kasus HAM juga sering terdistorsi, terutama berkaitan dengan hak manusi untuk menentukan sembahannya. Namun, HAM yang begitu kita banggakan, hingga bisa disebut sebagai sebuah agama baru, hadir tanpa identitas. Hadir tanpa logo. Berbeda dengan 'cinta' dan 'perdamaian' yang memiliki identitas berupa logo sederhana namun menarik.
Merasa tertantang memberikan identitas untuk HAM? Mari sumbangkan idemu di humanrightslogo.net
There is no globally recognized logo for human rights. We need you to close this gap!
HAM tanpa logo? Apa kata Wikipedia?
serumenyala.blogspot.com