Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

(FiksiHoror) Suara dari Gelap

14 Mei 2011   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 122 2

22.27

Seperti biasa, wanita itu berjalan menelusuri lorong gelap kantor yang telah kosong. Ya, selalu saja kosong karena tugasnya yang senantiasa menunggu untuk diselesaikan memaksanya untuk tingggal dan menyelesaikannya di kantor. Tidak ada yang aneh malam ini, pikirnya, sama seperti malam-malam biasanya. Tetapi dia tidak tahu bisa saja malam ini menjadi malam terakhirnya.

Dia melirik jam tangannya, jam mahal pemberian kekasihnya, 22.27, lebih cepat 5 menit dari biasanya, gumamnya dalam hati. Jam itu mengingatkannya kepada kekasihnya. Dia lupa membalas sms yang berisi perintah agar segera pulang dari kantor. Dia bahkan tidak menganggap sms itu ada karena isinya selalu sama, nadanya selalu sama, tidak ada lagi cinta di dalamnya. Dia membuka hpnya dan menyimpannya kembali, tidak ada gunanya membalasnya. Wanita itu mengunci pintu kantornya dan mulai memasuki koridor gelap di depannya.

22.32

Tok…tokk…took…. Suara hak sepatunya bergema di rungan yang gelap dan kosong itu. Kadang-kadang dia takut sendiri dengan gema sepatunya itu. Tetapi suara itu selalu berbeda setiap hari, selalu berbeda dengan intensitas yang aneh. Bunyi gemerisik, dia tidak tahu dengan pasti suaraapa itu. Suaranya nyaring dan kadang membuat gigi menjadi ngilu.

Wanita itu sadar kalau dia ketakutan. Dia mempercepat langkahnya dan suara haknya berbunyi berirama mengimbangi langkah-langkahnya. Tetapi semakin dia bergerak, suara itu semakin dekat dan frekuensinya semakin jelas.

Dia berhenti. Mencoba menenangkan diri bahwa semua itu hanyalah ilusi. Dia berhenti. Beberapa detik… 5, 6, 7… dia kembali mendengar suara itu. Lebih halus, lebih nyaring dan menghilang. Keheningan yang tiba-tiba ternyata membuatnya lebih ketakutan. Cepat-cepat dia melangkah, berlari, lorong demi lorong, tinggal satu lorong lagi, belok kanan, dan gubrakk….

22.35

Wanita itu berteriak dengan nyaring. Tangan yang kekar berusaha memegang bahunya dan menenangkannya. “Mbak, Mon… ini saya… pak Kardi….” Wanita sadar bahwa dia tadi telah menabrak satpam, pak Kardi yang selalu jaga malam.

“Ada apa non… kok kayaknya ketakutan banget??”

“Oh… ga pa-pa kok pak… Tadi… emhh…. Tadi cuma ada tikus aja…”

“Non baik-baik saja kan?”

“Iya pak… thanks ya… Aku harus cepat pak…” Wanita itu segera pergi.

22.40

Dia masih ketakutan. Tinggal satu lorong lagi. cahaya lampu yang ada di teras kantor memasuki lorong gelap yang dia lalui. Dia mencoba menenangkan diri, ada lampu di depan, ada harapan di depan. dia berjalan tergesa-gesa.

Segera dia keluarkan kunci-kuncinya. Suara gemerincing kunci semakin membuat di panik. Tergesa-gesa, dia tidak menemukan kunci yang tepat, krakk… dan kumpulan kunci itu pun terjatuh. Wanita itu berjongkok untuk mengambilnya dan dia sadar telah melakukan kesalahan terbesar. Di ujung matanya, dia melihat sosok itu, gelap.

23.53

Kepalanya sakit. Dia merasakan seluruh tubuhnya sakit. Dia tidak bisa merasakan tangan dan kakinya. Seketika itu juga dia merasa seperti telah mati. Dia mencoba membuka matanya dan menyusun kesadarannya. Tangan dan kakinya terikat. Tiba-tiba dia merasa sangat kedinginan, menggigil, bukan karena tubuhnya yang telanjang tetapi karena melihat sosok yang ada di depannya.

Tangannya mati rasa, demikian juga kakinya. Dia tidak tahu telah berapa lama tergantung dalam posisi itu. Tangannya direntangkan dan diikatkan ke masing-masing sudut dari 2 tiang penyangga. Kakinya diikat dengan rapat dan sedikit dia bersyukur karena telapak kakinya masih bisa merasakan dinginnya tanah lembab itu.

Dia mulai meronta, dia mencoba menangis, tidak ada suara yang keluar. Sosok itu semakin mendekat. Air mata mengalir di pipinya. Kenapa harus dia???

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun