Melalui tulisan ini, aku mau mengingat dan merajut kembali beberapa kisah dalam hidupku yang tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jadi, cerita ini akan terbit (sok bangett…) dalam beberapa seri, dimana di dalamnya, ada kisah yang mengubah hudupku secara drastis hingga sekarang, pengalaman sedih, membanggakan, memalukan, aneh, dan lain-lain.
Jadi, mungkin saja ceritaku ini, sangat biasa bagi sebagian orang yang, membaca tapi buatku, itu pengalaman yang sangat berharga. Oleh karena itu harap dimaklumi. Tulisan ini ku dedikasikan kepada begitu banyak orang disekitarku yang bergitu luar biasa menempa aku hinnga pada saat ini. Kalian semua adalah yang terbaik…
3 Hari 3 Jenis Keajaiban
Cerita ini terjadi, masih baru, beberapa bulan yang lalu. Aku lupa tepatnya, kalau ga salah awal bulan Juli kemaren ketika memasuki minggu-minggu ujian akhir semester (UAS). Cerita ini yang menjadi bagian pertama karena masih baru jadi masih yang paling segar.
Aku menyebut pengalaman ini sebagai 3 miracles. Kenapa? Karena aku merasakan 3 keajaiban yang berbeda dalam 3 hari. Luar biasa. Keajaiban menururtku. Pertama, kalau ga salah hari pertama itu hari selasa. Pulang dari kampus, hatiku sebenarnya sudah kacau balau. Karena di kampus ada ujian lisan Psikologi Personalia. Pas ujian, jujur, menurutku, jawabanku cukup hancur.
Tapi setelah selesai giliran kami (satu kelompok ujian ada 10 orang yang bertugas untuk memecahkan sebuah kasus dari berbagai pandangan), dosen penguji mengatakan kalu nilai kami masih jelek semua. Bahkan, baru satu orang yang bisa mendapat AB dan masih banyak yang dapat E. Dosen bilang kalau nilai akhirnya akan di tempal besok dan ada remedial ujian.
Ya Tuhan… Aku langsung tak benar daya disitu. Aku pulang dengan wajah linglung dengan bayangan buruk di benakku betapa malunya aku besok kalau aku sampai mengulang (Ferry gitu loh…. Hahah).
Malamnya dikos, aku bersama teman-teman sedang menonton bareng. Setelah jam 10, aku baru sadar kalau ada SMS dari ketua HIMA kami yang juga merupakan teman baikku. “Fer, selamat ya… kamu juara satu lomba pidato kemaren… temui aku ada titipan buatmu”. Melihat SMS ini, aku seperti berhenti bernafas. Aku langsung melompat-lompat seperti kesurupan dari kamar temanku saking senangnya. Teman-temanku yang lain keheranan melihat tingkahku yang aneh. Cuma waktu itu aku belum kasih tahu mereka kenapa aku seperti itu. Aku SMS balik temanku untuk konfirmasi, jangan-jangan aku dikerjai lagi. Ternyata benar.