Untuk mencapai hal tersebut, pertumbuhan ekonomi harus terus ditingkatkan sejalan dengan penguatan ekonomi makro. Sektor riil dan dunia usaha terus diberi ruang yang cukup untuk dapat berkembang ekspansif. Dengan mendorong dunia usaha, maka pasar lapangan kerja lebih memadai dan pengangguran bisa ditekan sekecil mungkin. Hal ini akan mendorong peningkatan daya beli masyarkat sekaligus menekan angka kemiskinan. Selain itu Presiden SBY juga menyampaikan perlunya untuk terus mendorong pembangunan infrastuktur, investasi, serta peningkatan kinerja ekspor khususnya barang bernilai tambah tinggi.
Arah pembangunan nasional lima tahun mendatang sangat diharapkan dapat memperhatikan keberlanjutan program-program yang selama ini telah membuahkan hasil yang positif.
Sebelas sasaran khusus dalam pembangunan lima tahun mendatang dalam visi Presiden SBY meliputi: Pertama, penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan alokasi anggaran program pro rakyat seperti BOS, Jamkes, Raskin dan PKH hingga mencapai Rp.1.000 triliun. Kedua, alokasi untuk sektor pendidikan didorong hingga mencapai Rp.3.000 triliun dalam lima tahun ke depan. Program beasiswa dan BOS perlu terus ditingkatkan. Dengan alokasi ini, kesejahteraan guru, dosen dan peneliti dapat lebih baik. Ketiga, mendorong alokasi anggran sektor kesehatan mencapai Rp.350 triliun yang digunakan untuk memperbanyak rumah sakit dan puskesmas, meningkatkan kesehateraan tenaga medis dan dokter, serta memastikan seluruh rakyat mendapatkan fasilitas BPJS. Keempat, Presiden SBY berharap sektor pertanian, kelautan dan perikanan sebagai basis ketahanan pangan nasional perlu terus ditingkatkan dengan target alokasi anggaran mencapai Rp. 300 triliun. Kelima, pengembangan UMKM dan kewiraushaan melalui program KUR yang telah banyak membantu usaha mikro dan kecil dengan target anggaran Rp 200 triliun. Program kewirausahaan pemuda dan mahasiswa juga terus didorong dengan target mencapai 2 juta orang dalam lima tahun ke depan. Keenam, pembangunan kekuatan dan modernisasi TNI dan Polri dengan alokasi anggran sebesar Rp 400 triliun dalam lima tahun kedepan.
Ketujuh, Presiden SBY berharap dalam lima tahun mendatang, perlindungan dan pelayanan TKI semakin ditingkatkan. Sebagai catatan dalam 10 tahun kepemimpinan SBY, ada sebanyak 176 TKI yang berhasil diselamatkan dari vonis hukuman mati di luar negeri. Kedelapan, untuk terus mendorong inklusifitas, maka keberpihakan terhadap pembanguan desa dan daerah perlu ditingkatkan. Untuk membangun desa dibutuhkan sekitar Rp.100 triliun sepanjang lima tahun mendatang dengan alokasi Rp.1 miliar per desa per tahun. Kesembilan, kesejahteraan pegawai dan guru ditingkatkan. Pada akhir lima tahun mendatang atau di 2019, gaji terendah pegawai ditargetkan Rp.5 juta. Kesepuluh, pembangunan infrastuktur dan investasi. Hingga 2025, ditargetkan akan dialokasikan sebesar Rp.1.500 triliun untuk menopang program konektivitas nasional yang tertuang dalam MP3EI. Desain MP3EI sendiri membutuhkan dana sebesar Rp.4.500 triliun hingga tahun 2025. Dan yang kesebelas adalah komitmen pemberantasan korupsi sebagai hambatan dalam mempercepat proses pembangunan nasional. Pemberantasan korupsi dalam lima tahun ke depan membutuhkan kerja keras yang nyata mengingat korupsi merupakan tindak kejahatan extra ordinary.
Dengan arah pembangunan lima tahun mendatang yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, kita berharap Indonesia di akhir 2019 memasuki 2020 dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang kuat di kawasan dan global. Sasaran pembangunan khususnya dalam mewujudkan Indonesia yang sejahtera, aman, makmur, mandiri dan berkeadilan merupakan cita-cita bersama dan menjadi hak seluruh warga negara Indonesia. Saya yakin dan percaya, dengan haluan dan visi pembangunan Indonesia dalam lima tahun mendatang seperti yang disampaikan Presiden SBY akan mengantarkan Indonesia sebagai negara yang terpandang dalam pergaulan internasional.
dari berbagai sumber