Pertama-tama, PPKN mengajarkan saya tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Saya belajar mengenai lima sila yang menjadi dasar negara, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelami setiap sila membantu saya memahami kompleksitas dan kedalaman nilai-nilai yang membentuk dasar negara kita.
Selain itu, PPKN membuka mata saya terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Melalui pembelajaran tentang Bhinneka Tunggal Ika, saya menyadari pentingnya menghargai perbedaan suku, agama, dan budaya. Pengalaman ini tidak hanya menguatkan rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia yang beragam, tetapi juga meningkatkan toleransi dan pemahaman terhadap sesama.
Saya merasakan dampak positif dari diskusi kelas tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan. PPKN tidak hanya memberikan informasi, tetapi mendorong saya untuk berpikir kritis dan menyuarakan pendapat. Inilah yang membuat belajar PPKN lebih dari sekadar menghafal, melainkan membentuk keterampilan berpikir mandiri dan memahami peran saya sebagai warga negara yang aktif.
Meskipun saya menikmati proses pembelajaran, saya juga menyadari tantangan. Beberapa materi mungkin terasa rumit bagi beberapa siswa, dan penting bagi pendidik untuk menjelaskan dengan cara yang dapat dipahami oleh semua. Selain itu, aktifitas lapangan atau kunjungan ke tempat bersejarah bisa menjadi tambahan yang menarik untuk memberikan pengalaman langsung.
Dalam mengakhiri, pengalaman saya sebagai anak yang giat belajar PPKN telah membuka pintu ke pemahaman yang lebih dalam tentang identitas dan tanggung jawab saya sebagai warga negara. PPKN bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi landasan untuk membentuk karakter dan kesadaran kewarganegaraan yang akan saya bawa sepanjang hidup.
