Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Cerita dari Kotamobagu, Kota Terkecil di Indonesia

29 November 2014   05:30 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 4369 0
The Blues For Kotamobagu
Oleh : Deddy Ferdinand Mokodompit

Dega' Nion Don...

Jika Suatu hari ada orang yang bertanya padaku dimana kampung halamanku..
Maka dengan bangga aku akan bercerita kepada iya yang bertanya, tentang kampung halamanku Kotamobagu ….
Kota yang menjadi saksi merahnya darah ibuku pada ranjang kelahiran..
Kota yang menjadi saksi sejarah berderainya tawa dan airmata manusiaku ….
Kota yang menjadi saksi betapa bersahajanya masa kanak-kanak dulu….
Kota yang selalu terlihat Muda dalam usianya yang semakin tua…

Ya.. Kampung Halaman ku Kotamobagu, yang semakin elok nan indah untuk di kenang, dan akan semakin semakin mengharu biru saat dentingan Gitar lagu Tano Tanobon mengiringi alam kenangan dan romantisme Kotamobagu yang elok dan permai…

Kemarilah Sahabatku....
Duduklah disampingku , dan simpanlah dulu gadget mu, akan saya ceritakan kepadamu ikhwal kampung halaman saya Kotamobagu yang Indah tak terkira dan dengarkan perlahan-lahan sambil kau hayati denting Lagu Tano Tanobon dari gitar tua ini….

Dengarkanlah sahabatku,
Mumpung penghujung tahun dan Musim Liburan sebentar lagi tiba, dan kebetulan kau bertanya tentang kampung halamanku, siapa tau kau punya waktu luang untuk berkunjung ke kampung halamanku Kotamobagu..

Sahabatku, dahulu sebelum tahun 2007 Kotamobagu hanyalah wilayah Kecamatan dengan jumlah Kelurahan hanya sebanyak 16 Kelurahan, saat itu Kotamobagu menjadi Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow, salah satu Kabupaten terbesar di Provinsi Sulawesi Utara, pemilik 53 % wilayah daratan di Provinsi Sulawesi Utara… ya, saya sangat ingat dengan jelas orang tua kami bercerita, dahulu kala para leluhur kami menyebut daratan Bolaang Mongondow dengan sebutan Lopa/Tanah Totabuan...

Kini setelah dimekarkan dan secara otonom menjadi menjadi wilayah Kota, kampung halamanku Kotamobagu menjadi wilayah Kota yang paling terkecil di seantero nusantara, dengan jumlah 4 kecamatan dan 34 wilayah Desa/kelurahan, kau bisa berkeliling Kotamobagu hanya dalam durasi waktu kurang lebih enam puluh menit, dan akan lebih unik lagi jika kau berkeliling dengan menggunakan kendaraan Becak-Motor (Bentor), kendaraan transportasi andalan di Kotamobagu..

Yaa, Kotamobagu memang unik sahabatku…
Kotamobagu adalah bagian dari Tanah Bolaang Mongondow, tanah yang selalu di jaga oleh tetua adat Bogani In Totabuan, tanah daratan lembah Kotamobagu yang menyatukan keberadaan masyarakat Bolaang Mongondow dari puncak Passi hingga lembah Lolayan, daratan yang mampu menyatukan berbagai keberagaman saudara-saudaraku yang berasal dan menetap di Bolaang Mongondow, dengan selalu mengedepankan semangat Mo’oaheran Bo Mobobangkalan dalam bingkai Mototompiaan, Mototabian bo Mototanoban, dan dimanapun saya berada, saya akan selalu bangga bercerita tentang kampung halamanku Kotamobagu, kampung yang selalu di bingkai dengan semangat Moposad, Mobakid bo Moyotakin Molintak Kon Totabuan..

Kotamobagu memang elok sahabatku,,
Dari ujung timur Moyag Todulan Kotamobagu terbentang hingga ke ufuk Barat mongkonai Barat,
kau bisa liat gerbang sederhana Selamat Datang di Kotamobagu, saat kau memasuki wilayah Kota Kotamobagu..
kemudian dari Ujung Utara Bilalang Satu dan Bilalang Dua tergerai hingga ke Ujung Selatan Kopandakan Satu dan Bungko…

Sahabatku...
bukankah sebentar lagi musim liburan akhir Tahun?, Tidak kah engkau tertarik untuk berjalan-jalan Ke Kotamobagu, mampirlah sebentar ke rumah saudara-saudara saya, sambil menyaksikan hamparan lahan sawah dan kebun yang kecil namun permai, atau sambil menikmati secangkir Kopi murni yang sangat gurih dari Kotamobagu dan/atau menikmati garingnya kacang goyang yang di senatero Nusantara ini hanya akan engkau temui di Kotamobagu?
Sahabatku, Kelak kau musti datang dan berkunjung ke Kampung halamanku di Kotamobagu...

Sahabatku, aku tak akan pernah lelah bercerita tentang kampung halamanku…
Yaa, Kotamobagu memang kecil, hanya terbagi dalam empat wilayah kecamatan, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kecamatan Kotamobagu Timur, Kecamatan Kotamobagu Utara dan Kecamatan Kotamobagu Selatan, saya yakin kau akan dengan mudah menghafalnya..

Atau setidaknya dengan berbagai kekurangan yang ada akan kuuraikan keunikan-keunikan wilayah pedesaan dan kelurahan yang ada di kotamobagu walaupun tidak terlalu lengkap sebagaimana yang diketahui oleh para saudara-saudaraku lainnya yang berada dan menetap di Kotamobagu …

Di wilayah Moyag, Todulan, Moyag Induk dan Moyag Tampowan kau bisa menikmati kebersahajaan masyarakat wilayah timur Kotamobagu, Kau juga bisa menanyakan Bagaimana Gula Aren/Gula Merah Asli Moyag dan Madu dari Tawon, madu asli Moyag dibuat hingga menjadi enak untuk dinikmati….
Setelah dari wilayah Moyag kau akan menjumpai persimpangan/perempatan Kotobangon kau bisa menyusuri wilayah timur Kotamobagu lainnya, yakni Kotobangon, Sinindian, Matali, Tumobui, Kobo Besar, Motoboi Besar dan Kobo Kecil.

Oh Iya... di Kotobangon kau bisa singgah sebentar di depan Gedung Serbaguna Bobakidan, Gedung itu adalah replika rumah Adat Kami "Komalig in Bolaang Mongondow", di depannya ada patung sepasang muda/mudi dalam balutan busana kabaya dan Salu, bersama Kotak Sirih Kabela sebagai tanda penyambutan secara kekeluargaan bagi siapa saja yang datang dan berkunjung ke Kotamobagu atau Bolaang Mongondow Raya.
Tak jauh dari Gedung Adat Bobakidan tersebut , kau dapat melihat dan memandang Patung leluhur kami patung "Bogani In Totabuan" yang berdiri dengan kokoh dan tangguh di pertigaan Osion menuju ke pusat kota Kotamobagu, patung tersebut merefleksikan lambang harga diri adat dan martabat kami masyarakat Bolaang Mongondow Raya, di kelurahan Kotobangon ini juga kau bisa bertanya dimana jalan menuju ke Bukit Ilongkow, salah satu bukit tertinggi di wilayah Kotamobagu Timur, dibukit yang penuh sejarah itu kau akan mendapati rumah besar yang anggun dan berwibawa, Rumah Jabatan Bupati Bolaang Mongondow dulu sebelum Bolaang Mongondow dimekarkan menjadi 4 wilayah Kabupaten dan 1 Wilayah Kota, ya itu Rumah tempat kediaman pemangku adat tertinggi di Bolaang Mongondow Raya saat itu, dan dari atas bukit Ilongkow ini juga kau bisa berdiri serta menyaksikan seluruh daratan wilayah Kotamobagu yang terhampar dengan penuh rahmat nan permai...

Sahabatku selagi kau masih di wilayah timur Kotamobagu, jangan lupa juga untuk singgah sebentar di Desa Kobo kecil, lebih tepatnya di Desa tempat aku dilahirkan, tempat tinggal orangtua dan kerabat handai taulan yang sangat kucintai, disana kau bisa bertanya dimanakah letak air terjun Pomalingan Kolanan satu-satunya air terjun dengan ketinggian hingga tujuh tingkat yang terjuntai dengan sangat indah di ketinggian puncak timur Kotamobagu, dalam balutan wilayah Hutan yang masih rimbun dan menghijau, di Desa yang sangat kucintai ini juga kau bisa mandi dan menikmati kejernihan air Sungai Moayat yang tak pernah kering walau dilanda kemarau panjang.

yaa..yaa..setelah dari Kobo Kecil, kau bisa melanjutkan perjalananmu ke wilayah selatan Kotamobagu, kau akan mulai di Desa poyowa Besar satu, Poyowa Besar dua, Tabang, Bungko, Pobundayan, Motoboi Kecil, Mongondow, Poyowa Kecil dan Kopandakan Satu, Di wilayah poyowa besar ini kau bisa bertanya dan minta di antar untuk bisa melihat dan mendengarkan Grup Musik Bambu memainkan Irama lagu-lagu Bolaang Mongondow Raya, Grup Musik ini sudah berlevel nasional dan satu-satunya yang ada di Wilayah Kotamobagu… Oh iya selagi masih berada di wilayah Kotamobagu selatan jangan sampai kau lewatkan Kelurahan Motoboi Kecil disana kau bisa bertanya dimana dan bagaimana cara membuat Kacang Tanah menjadi Kacang Goyang yang begitu terkenal dari Kotamobagu

yaa..yaa..saya ingat saat itu kau pernah bertanya tentang ikhwal Kacang Goyang ini, kacang yang begitu renyah, gurih dan enak seperti yang pernah kau beli dan nikmati di salah satu etalase cemilan pasar swalayan besar di ibukota Jakarta…

Sahabatku, Kotamobagu memang Kecil,
Dari Motoboi Kecil, kau bisa bisa langsung menuju ke wilayah Barat Kotamobagu, alangkah lebih baik jika kau mulai dari Gerbang Masuk ke Kotamonagu, disana kau akan melihat lekukan sungai Mongondow dan jembatan gantung yang indah di kelurahan Mongkonai Barat, juga ada taman kecil yang rupawan, ada hamparan perkebunan sawah yang menghijau hingga diujung tatapan, ada puncak tertinggi diwilayah Barat Kotamobagu disana kau bisa menatap daratan Kotamobagu yang bersahaja.

Kemudian kau akan melewati Kelurahan Molinow, Mogolaing, Kotamobagu dan Gogagoman, jangan kaget dengan kemacetan Kotamobagu, walaupun tak semacet Jakarta tapi saat ini Kotamobagu memang sudah mulai Macet, saat kau sedang menikmati kemacetan di sepanjang ruas jalan Adampe Dolot Mogolaing dan jalan Ahmad Yani dipusat Kota Kotamobagu, Kau bisa bertanya tentang kehebatan kendaraan transportasi utama kampung Halaman kami Becak-Motor atau sehari-hari kami sebut BENTOR.

yaa..yaa.. di persimpangan/perempatan besar ujung Jalan Ahmad Yani di Pusat Kota Kotamobagu sebelum menuju ke Gedung Kantor Walikota, Gedung kantor DPRD Kota Kotamobagu dan Lapangan Besar Boki Hotinimbang Kotamobagu, kau akan menjumpai Taman kecil dan Tugu Monumen Pemekaran Bolaang Mongondow Raya, Tugu yang melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat adat Bolaang Mongondow Raya yang terdiri dari empat kerajaan besar Ekswapraja yakni Kerajaan Bolaang Mongondow, Kerajaan Bolango, Kerajaan Kaidipang dan Kerajaan Bolaang Itang.

Setelah itu kemudian kau akan menuju ke Kelurahan Gogagoman disana kau akan mendapati kompleks Pusat Perdagangan dan perputaran roda perekonomian di kotamobagu, ada kompleks pertokoan, Pasar Serasi dan Pasar 23 Maret yang sudah ada sejak tahun 1950-an di pusat kota Kotamobagu.

Sahabatku, jika kau belum terlalu lelah, setelah dari Kelurahan Gogagoman teruslah kau susuri, wilayah Utara Kotamobagu, kau bisa memulai kunjunganmu di Kelurahan Genggulang, Bilalang satu, Bilalang dua, Pontodon, Upai, sia’ dan Biga..tak usah khawatir kau pasti tak akan tersesat, karena saudara-saudaraku di kotamobagu akan selalu menunjukkan jalan yang baik dan benar, asalkan kau bertanya dengan baik dan benar juga…

Oh iya, sebelum kau beranjak dari wilayah Utara Kotamobagu dan selagi masih berada di Kelurahan Biga, kau bisa bertanya dimana letak Gelanggang Olahraga Ambang atau sehari-hari kami sebut Gelora Ambang, Gelanggang Olahraga yang pada tahun 1970-an pernah di Kunjungi Bapak Presiden Soeharto, dan yang tak pernah ku lupakan di tahun 1970-an dan 1980-an pernah mencapai masa kepopuleran sebagai Gelanggang Olahraga untuk Sepak Bola dan Pacuan Kuda, dan di tahun 1990-an-2000-an menjadi pusat semua kegiatan-kegiatan olahraga dan pembangunan di wilayah Bolaang Mongondow yang beberapa kali dikunjungi Oleh Pejabat Menteri, bahkan ditahun 2000-an pernah berjaya sebagai Lapangan Olahraga Kebanggaan masyarakat Bolaang Mongondow Raya khususnya para penggemar sepak bola untuk menyaksikan kehebatan Keseblasan PERSIBOM berlaga untuk hasil yang terbaik, demi mengharumkan nama besar Bolaang Mongondow Raya di kancah persepak-bolaan nasional.

Sebelum kau meninggalkan Kelurahan Biga jangan sampai terlupa untuk bertanya dimana sanggar tari-tarian Bolaang Mongondow, saudara-saudara saya di keluarahan Biga, pasti akan mengantarmu dengan bangga ke sanggar tersebut, disana kau akan menyaksikan anak-anak, remaja dan orang tua yang berada di sanggar tari tersebut sedang berlatih serta menyajikan tarian Kabela bo Motayok dengan Irama Lagu Ki Bata yang sangat terkenal dari Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Raya beserta tari-tarian lainnya, saya jamin kau pasti akan berdecak kagum betapa kaya nya ragam budaya adat Bolaang Mongondow Raya.

Sahabatku..
Jika kau sempatkan waktu di malam hari, Kau juga bisa mendengarkan petikan Gambus, dan Maruas serta Odenon Momantung dengan bahasa Bolaang Mongondow yang begitu syahdu menderaskan rindu tentang pantun, nasehat dan hikayat kebersahajaan masyarakat dan adat Lopa Bo Balangon in Totabuan, sambil menyaksikan Tarian Dana-dana yang dengan begitu riang gembira dan secara berpasangan dimainkan oleh saudara-saudaraku baik anak-anak, remaja/dewasa maupun yang sudah orangtua..

Tradisi seni budaya adat Momantung serta Dana-dana ini dapat dengan mudah kau temui hampir disemua wilayah di penjuru Kotamobagu, kau tak usah heran dan bertanya kenapa tradisi ini selalu ada,awet terjaga dan selalu diminati oleh banyak orang?

Saya hanya bisa menjawab dan melanjutkan cerita yang pernah juga diceritakan oleh ayah saya, tradisi ini adalah tradisi yang secara turun temurun selalu diajarkan oleh orangtua kami dengan penuh dedikasi, kebanggaan harga diri agar supaya seni budaya Bolaang Mongondow Raya akan selalu ada dan terus dikenang hingga di penghujung zaman.

Sahabatku…Demikianlah gambaran kecil kampung halamanku Kotamobagu...
Kampung halaman yang selalu di jaga oleh leluhur kami Bogani In Totabuan...
Yang begitu keras dalam kelembutannya dan Begitu lembut dalam kekerasannya...

Janganlah merasa jenuh untuk datang dan berkunjung ke Kotamobagu, di Kotamobagu kau akan selalu disambut dengan tarian Kabela bo Motayok sebagai penghargaan kami kepada siapa saja yang datang dan berkunjung untuk bersilahturahmi di Kotamobagu..

Sahabatku…sempatkanlah waktumu untuk datang dan berkunjung ke Kotamobagu…
masih banyak hal-hal unik lainnya yang akan engkau temui di Kotamobagu….
Dan masih banyak saudara-saudara saya lainnya yang akan bercerita
secara langsung dan lebih lengkap tentang kampung halaman saya Kotamobagu…

Sukur Mo'anto Sahabatku....

Tabi bo Tanob kon Kotamobagu
Mototompiaan, Motatabian bo Mototanoba

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun